Wow Dahsyat! 'Perkawinan' Gojek & Tokopedia Senilai Rp250 Triliun

Oleh : Ridwan | Rabu, 06 Januari 2021 - 08:35 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Dua perusahaan digital raksasa Indonesia, yaitu Gojek dan Tokopedia dikabarkan mau menggabungkan usaha atau merger. Keduanya dikabarkan sedang menuju penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dengan nama perusahaan gabungan.

Gojek dan Tokopedia yang dikabarkan mau merger ini disebut tak hanya melantai di bursa Indonesia dengan hasil penggabungan, tapi juga di Amerika Serikat (AS).

Potensi merger ini memang telah dibicarakan sejak tahun 2018. Kemudian, gagalnya kesepakatan merger antara Gojek dan Grab pada 2020 lalu semakin mendorong upaya untuk menyelesaikan merger antara Gojek dan Tokopedia ini.

Dikutip dari Bloomberg, seorang sumber mengatakan Gojek dan Tokopedia telah menandatangani lembar persyaratan untuk melakukan merger. Pada penandatanganan itu, ada beberapa pihak yang terlibat dan telah membahas potensi bisnis dari merger tersebut.

Dilansir di detikfinance, kedua perusahaan dikabarkan akan mempercepat kesepakatan merger dalam beberapa bulan mendatang. Dengan penggabungan itu, valuasi perusahaan akan mencapai lebih dari US$ 18 miliaratai setara Rp250 triliun (kurs rupiah Rp 13,910 per Dolar AS).

Chief of Corporate Affairs Gojek, Nila Marita mengaku enggan berkomentar terhadap rumor yang beredar di pasar.

"Kami tidak dapat memberikan komentar terhadap rumor dan spekulasi di pasar," ujar Nila saat dihubungi, Selasa (5/1/2021).

Senada dengan Gojek, perwakilan dari Tokopedia sama persis menanggapi kabar tersebut. Menurutnya, kabar merger Gojek dengan Tokopedia hanyalah spekulasi pasar. "Kita tidak dapat memberikan komentar terhadap rumor san spekulasi di pasar," ujarnya.

Disisi lain, pengamat ekonomi dari Indef Nailul Huda mengungkap beberapa motif dalam merger Gojek dan Tokopedia . Semua motif itu tidak lepas dari karakteristik utama perusahaan digital .

Pertama, perusahaan digital mengedepankan efisiensi dalam operasional kegiatan bisnisnya. Kedua, perusahaan digital memperoleh pendanaan dengan cara yang relatif sama, misalkan pendanaan berseri (untuk di film startup dilakukan saat demoday). Ketiga, perusahaan digital cenderung memperbesar nilai valuasi perusahaan.

"Dengan valuasi yang tinggi dan sistem operasional yang lebih efisien, pendanaan akan lebih mudah mengalir ke perusahaan digital tersebut. Gojek dan Tokopedia akan bisa menghasilkan manfaat dari ketiga karakteristik tersebut," ujar Huda (5/1).

Selain itu, Gojek juga berencana mendirikan bank digital, maka bisa membuat pangsa pasar bank digital Gojek semakin besar. Bagi Tokopedia, rencana untuk IPO akan lebih mulus dan besar kemungkinan berhasil.

Di samping itu, keberadaan investor yang sama di Gojek dam Tokopedia akan memperkuat merger ini. Adanya merger akan lebih menguatkan posisi investor di kedua perusahaan yang merger.

Kalau dilihat dari persaingan usaha, merger ini akan mengarahkan persaingan kepada duopoli di ecommerce dan menguatkan duopoli di ride-hailing atau ojek online.

Dalam jangka pendek tentu ini akan menguntungkan konsumen karena perang promo dan diskon akan terjadi. "Namun dalam jangka panjang akan merugikan karena persaingan sudah mengerucut pada dua perusahaan, Shopee dan Tokopedia di e-commerce, dan Gojek dan Grab di ride hailing," jelasnya.

Pengamat teknologi digital Heru Sutadi juga menilai merger antara Gojek dan Tokopedia ini akan menjadi super apps. Namun dalam ekonomi tradisional ini juga disebut konglomerasi.

"Tentu harus jadi perhatian jika ada penguasaan bisnis dari hulu hingga ke hilir yang berdampak misal pada harga ke konsumen dan persaingan usaha tidak sehat," ujar Heru mengingatkan.