Catat Pesan Pakar Ini: Industri di Indonesia Perlu Adopsi Teknologi Keamanan Informasi Lebih Cepat selama Pandemi Covid-19

Oleh : kormen barus | Senin, 21 Desember 2020 - 22:44 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Tingkat kesadaran akan keamanan teknologi informasi, terutama di kalangan organisasi pemerintah serta sektor perbankan dan keuangan di Indonesia cukup tinggi. Beberapa tahun terakhir, perusahaan di Indonesia telah melakukan beberapa inisiatif transformasi digital, dan mereka memahami kebutuhan untuk memastikan keamanan infrastruktur TI.

Menurut Arun Kumar J, Regional Sales Director Manage Engine untuk kawasan Asia Pasifik, adanya pandemi Covid tidak membawa perubahan tentang bagaimana pendekatan keamanan seharusnya, namun telah memungkinkan perusahaan untuk cepat mengadopsi model baru serta menerapkan teknologi yang jika tidak dilakukan akan memakan waktu lebih lama.

“Penting bagi kami untuk memahami bahwa Covid benar-benar telah memaksa kami untuk memikirkan kembali prioritas dan telah mempercepat perubahan di berbagai lapisan masyarakat, tetapi belum mengubah apa pun secara fundamental. Hal yang sama berlaku untuk teknologi keamanan,” tuturnya saat dihubungi Industry pada Senin (21/12).

Sebagai contoh, tuturnya, gagasan untuk memberlakukan hak istimewa untuk mengakses berdasarkan peran pekerjaan dan merangkul model akses Zero Trust telah lama disarankan, dan teknologinya pun telah tersedia.

“Tetapi bagi perusahaan di seluruh dunia, melepaskan model operasional lama tidaklah mudah karena berbagai faktor seperti investasi pada teknologi sebelumnya, pelatihan untuk para pengguna, serta budaya perusahaan itu sendiri.”

Dengan Covid-19 yang memaksa hampir setiap perusahaan untuk mengadopsi model hybrid dalam melakukan pekerjaan baik di kantor maupun dari rumah, tidak ada pilihan lain selain mengadopsi model dan teknologi berbeda yang paling cocok untuk model operasional hybrid ini.

“Pada dasarnya, perkembangan teknologi keamanan itu sendiri tidak banyak berubah sejak Covid 19, melainkan penyebaran teknologinya yang mengalami percepatan yang pesat. Dan bagi perusahaan, dasar-dasarnya tidak berubah, mereka masih harus memahami arsitektur keamanan dengan jelas, membangunnya ke dalam arsitektur tersebut, serta mampu beradaptasi untuk situasi apa pun.”

Arun menambahkan, ManageEngine sendiri mengalami pertumbuhan 50 persen dari tahun ke tahun untuk permintaan solusi keamaan teknolog informasi.

“Dengan pandemi yang menghadirkan tantangan baru bagi pebisnis, sebagian besar pelanggan kami berfokus untuk memungkinkan model kerja jarak jauh yang aman dan terjamin. Solusi kami untuk akses jarak jauh, manajemen kata sandi yang istimewa, serta manajemen end-point telah mengalami adopsi yang lebih luas selama pandemi ini.”

Khusus di Indonesia, tambah Arun, solusi manajemen layanan TI (ITSM) dan manajemen operasional TI (ITOM) telah diadopsi oleh sejumlah besar pelanggan tingkat perusahaan di pasar dalam negeri.

“Selama beberapa tahun terakhir, rangkaian manajemen unified endpoint (UEM) kami juga telah melihat daya tarik yang cukup besar,” ungkapnya.

Tidak seperti sektor seperti perbankan dan layanan keuangan, kesehatan, dan pendidikan, sektor manufaktur umumnya kurang memperhatikan keamanan TI. Namun menurutnya, dengan investasi yang lebih besar dalam infrastruktur TI, termasuk cloud, situasinya kini telah berubah.

“Mempertahankan hak akses yang berbeda untuk pemangku kepentingan internal dan eksternal yang berbeda, mengelola perangkat dan akun pengguna di seluruh departemen serta lokasi adalah beberapa tantangan keamanan TI utama yang dihadapi oleh sektor manufaktur.”

Arun pun memprediksi tren keamanan TI di Indonesia paska pandemi akan menekankan pada pendekatan holistik terhadap keamanan informasi yang mencakup segala hal mulai dari layanan direktori hingga database serta aplikasi bisnis yang berpindah ke cloud.

“Trennya adalah membangun mekanisme terpadu dan sentral untuk mengamankan identitas, hak, dan akses ke informasi bagi pengguna serta untuk memantau, mengotorisasi, juga mengontrol setiap akses. Organisasi bisnis akan beralih ke model akses Zero Trust dan memanfaatkan identitas modern serta manajemen akses, manajemen akses istimewa, dan teknologi manajemen akses jarak jauh yang aman,” tutupnya.