Didera Isu Miring, Bisnis JNE Tetap Tumbuh 15 Persen

Oleh : kormen barus | Kamis, 17 Desember 2020 - 22:28 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta –Dalam beberapa hari belakangan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) didera isu miring. Sehubungan dengan itu, bertempat  di Jet Ski Café, Pluit, Jakarta pada , Rabu (16/12/2020), JNE bersama Kuasa Hukumnya Hotman Paris Hutapea memberikan hak jawab melalui konferensi pers, yang dihadiri oleh beberapa petinggi JNE.

 Hotman Paris Hutapea, mengatakan, JNE sangat keberatan dengan beredarnya isu-isu yang sama sekali tidak benar. Ada sejumlah poin yang digarisbawahi pihaknya terkait isu, tidak benar yang beredar yaitu soal tuduhan Ustaz Hanny Kristianto sebagai CEO JNE, tuduhan akun JNE Sorogenen membuat konten terkait SARA yang menghina Banser di wilayah Pekalongan, tudingan JNE mendukung teroris dan gerakan radikal, tuduhan Haikal Hassan memiliki saham di JNE, hingga soal salam "J" sebagai simbol dukungan terhadap ormas ilegal.

"Dengan beberapa isu yang beredar, maka JNE menyatakan keberatan serta bermaksud untuk menyampaikan kebenaran yang sesungguhnya," kata Hotman yang didampingi Djohari Zein (Komisaris JNE), Chandra Fireta (Direktur JNE), M Feriadi (Presiden Direktur JNE), serta Eri Palgunadi (VP of Marketing JNE).

Hotman menyebutkan, mengenai tudingan Ustaz Hanny Kristianto sebagai CEO JNE adalah keliru. Faktanya, Hanny Kristianto bersama JNE hanya berkolaborasi untuk membantu yang bersangkutan untuk pengiriman APD, masker, face shield, dan obat-obatan herbal.

"Hal ini sudah diklarifikasi oleh Hanny Kristianto melalui video di akun IG Hanny Kristianto," katanya.

Mulanya Hotman Paris menjelaskan sejumlah poin yang dibahas dalam konferensi pers hari ini tentang hak jawab JNE atas pemberitaan afiliasi dengan ormas tertentu.

"Saya ringkaskan dulu, satu, apakah benar JNE itu mendanai teroris? itu yang tertulis di akun-akun (medsos). Apakah benar JNE itu mendanai teroris? Apakah seorang direktur keuangan (JNE) yang beragama kristen, orang Chinese seperti Pak Chandra ini mau membiayai teroris? direktur keuangan lho, jadi bukan abal-abal," katanya.

Hotman Paris lanjut menjelaskan bahwa poin kedua yang dibahas dalam hak jawab adalah mengenai tuduhan bahwa JNE terafiliasi dengan ormas tertentu yang sekarang menjadi sorotan.

Pihaknya akan memberi klarifikasi mengenai apakah benar bisnis JNE menurun karena gosip yang mendera itu.

Sebelumnya, isu-isu miring terkait JNE beredar di media sosial hingga muncul tagar boikot JNE. Ini karena terkait ucapan selamat ulang tahun ke-30 dari tokoh tertentu.

Menurut VP of Marketing JNE, Eri Palguna, sebetulnya yang memberi ucapan selamat melalui video itu banyak.

"Bahkan mantan gubernur DKI Jakarta, Ahok, juga memberikan ucapan selamat." katanya.

 

Meski isu mencuat, Eri mengaku bahwa bisnis JNE sama sekali tidak terganggu atau menurun, alih-alih bertumbuh cukup signifikan hingga 15 persen.

"Jika dibandingkan tahun lalu (year on year) kami tumbuh hingga 20 persen, sementara dibanding bulan kemarin kami tumbuh hingga 15 persen.