Penerapan CHSE di Labuan Bajo NTT Tingkatkan Kepercayaan Wisatawan

Oleh : Herry Barus | Selasa, 08 September 2020 - 13:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Manggarai Barat - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar sosialisasi penerapan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) sebagai daya tawar bagi stakeholder pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) untuk  menciptakan kembali kepercayaan wisatawan yang ingin berkunjung ke destinasi. Khususnya di destinasi wisata super prioritas Labuan Bajo.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Hari Santosa Sungkari saat “Sosialisasi CHSE Desa Wisata” di Hotel Jayakarta, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, belum lama ini menjelaskan, penerapan CHSE harus dilaksanakan dengan benar dan disiplin sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Khususnya bagi para pelaku usaha maupun konsumen di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Kesiapan destinasi dan para pelaku parekraf jadi hal yang penting bagi destinasi dan pelaku parekraf. Kita harus berpikir bagaimana kita bisa rebound.  Saat ini pola kunjungan wisatawan sudah berubah tidak hanya melihat keindahan dan lokasi hotel hingga destinasi saja, namun juga memperhatikan keamanan dan kesehatan,” ujarnya.

Dalam laporannya Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf/Baparekraf Wawan Gunawan yang diinformasikan Tim Humas  menjelaskan tujuan dari kegiatan Sosialisasi CHSE Desa Wisata di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo yaitu meningkatkan kualitas perlindungan kesehatan, keamanan dan keselamatan masyarakat di bidang pariwisata.

Saat kegiatan Sosialisasi CHSE Desa Wisata di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo hadir pula, Staf Khusus Menparekraf Bidang Keamanan Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta, Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf/Baparekraf Wawan Gunawan, Direktur Kelembagaan Kemenparekraf Reza Fahlevi, Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores Shana Fatina, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Wayan Darmawan, dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat Agustinus Rinus. Turut hadir para perwakilan dari Pokdarwis Batu Cermin, serta Pokdarwis Liang Dara, dan para pentahelix pariwisata.

Staf Khusus Menparekraf Bidang Keamanan Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta menjelaskan, dibukanya kembali sektor wisata harus ada hal-hal yang dipersiapkan. Satu diantaranya melalui program keamanan dan keselamatan wisatawan.

“Kita semua bekerja sama membangun persepsi wisatawan jika Labuan Bajo itu aman dan nyaman. Untuk itu protokol keselamatan dan keamanan serta protokol kesehatan tidak bisa ditawar dan yang penting sekarang adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan publik,” ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan untuk menghadirkan pos terpadu di destinasi untuk melaksanakan protokol kesehatan, keamanan dan keselamatan sekaligus menghadapi situasi darurat secara bersama.

"Sehingga diharapkan kesehatan, keselamatan dan keamanan wisatawan dapat terjaga," kata Adi Deriyan.

Direktur Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Reza Fahlevi mengatakan protokol kesehatan perlu diterapkan dan dipatuhi dengan baik dan benar untuk meningkatkan kepercayaan dan daya tarik wisatawan untuk datang ke destinasi wisata.

“Yang penting sekarang adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan publik. Kita harus menjaga kesehatan dan kebersihan agar COVID-19 segera berakhir dan sektor parekraf kembali bangkit,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Wayan Darmawan menambahkan, sejauh ini Labuan Bajo menjadi pelopor penerapan protokol kesehatan. Lantaran dari kekuatan pariwisata di NTT hanya ada dua hub yaitu Labuan Bajo dan Kupang. Artinya, jika kedua kota tersebut mampu disiplin menerapkan protokol kesehatan, maka bukan hanya wisnus namun juga wisman akan kembali percaya dan siap mengunjungi NTT.

“Untuk itu, kita perlu membangun komitmen kebersihan yang lebih baik, yang lebih dari biasanya. Kebersihan saat ini menjadi tantangan dan momentum bangkitnya pariwisata. Selain itu kita juga butuh langkah-langkah progresif dan radikal untuk menjadikan sampah sebagai musuh utama,” katanya.

Kadispar Manggarai Barat, Augustinus Rinus mengapresia dan berterima kasih kepada Kemenparekraf yang telah menyelenggarakan kegiatan yang sangat dinantikan dan dibutuhkan masyarakat pariwisata Labuan Bajo.

"Program Sosialisasi CHSE Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo sebagai salah satu upaya pemerintah untuk membangkitkan kembali sektor parekraf yang terdampak akibat pandemi covid 19 serta mengembalikan kembali kepercayaan masyarakat dalam berwisata secara aman, ini sangat penting," ujar Agustinus

Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pembangunan infrastruktur Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menjadi salah satu destinasi wisata premium. Hal ini sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo untuk mengubah wajah Labuan Bajo agar lebih menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono belum lama ini mengatakan, pembangunan infrastruktur pada setiap Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.

“Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki adalah infrastrukturnya, kemudian amenities dan event, baru promosi besar-besaran. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul. Prinsipnya adalah merubah wajah kawasan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.