Kimia Farma dan Indofarma Garap Pasar Vaksin Timteng dan Afrika, Erick: Industri Kita Tidak Cuma Jago Kandang

Oleh : Candra Mata | Minggu, 23 Agustus 2020 - 21:29 WIB

INDUSTRY.co.id - Abu Dhabi - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertandang ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Sabtu (22/8).

Kepergian keduanya dalam rangka menyaksikan penandatangan nota kesepahaman penanganan Covid-19 dengan perusahaan di UEA.

Kerjasama dengan G42, perusahaan artificial intelligence yang bermarkas di Abu Dhabi, UEA ini melibatkan dua perusahaan BUMN, Kimia Farma dan Indofarma. 

Nota kesepahaman (MOU) tersebut ditekankan pada penerapan alat deteksi Covid-19 berbasis laser di Indonesia, kesepakatan kapasitas serta pengembangan produksi vaksin, farmasi, dan kerjasama yang luas di bidang layanan kesehatan, termasuk pula riset dan distribusi.

"Saya berterima kasih kepada Ibu Retno, Menlu kita atas kelancaran road show yang sudah berlangsung di dua negara. Terutama di UEA yang hasilnya sangat maksimal. Tak hanya di bidang kesehatan kita mencapai banyak kesepakatan, tapi juga di bidang pangan dan energi yang menjadi prioritas kami dalam menghadapi perubahan yang disebabkan pandemi Covid-19 ini," ujar Erick Thohir dalam keternagan tertulis yang diterima redaksi INDUSTRY.co.id Minggu malam (23/8).

Dalam MOU tersebut Kimia Farma dan Indofarma nantinya akan berbagi tugas. 

Kimia Farma akan difokuskan pada pengembangan produk-produk vaksin, termasuk vaksin Covid-19 dan juga cakupan produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan uji klinis, serta pemasaran dan distribusi.
 
Dimana pada kuartal III 2021, G42 akan mengirimkan 10 juta dosis vaksin Covid-19 yang kini tengah menjalani uji klinis tahap III di Abu Dhabi, UEA.

Sementara Indofarma, berkolaborasi dengan G42 untuk pengadaan test kit intelligence dengan teknologi laser untuk membantu tracing orang yang terpapar virus Covid-19.

"Hal ini menunjukkan bahwa transformasi pada industri farmasi dalam negeri tidak membuat kita menjadi jago kandang," tegas Erick.

"Kemampuan industri farmasi dalam negeri tak hanya mampu memenuhi kebutuhan nasional, tapi juga mampu menjadi partner yang baik dalam memperkuat produksi vaksin untuk pasar luar negeri," lanjut Menteri Erick Thohir.

Ia menambahkan, kerjasama ini akan berlangsung untuk jangka panjang. 

"Karena antara G42 dengan Kimia Farma dan Indofarma akan melakukan penelitian bersama, alih teknologi, dan penggarapan pasar bersama vaksin untuk Timur Tengah dan Benua Afrika," pungkasnya.