Wow Dahsyat! Untuk Bertahan Hidup, Produsen Sepatu RI Obral Gede-gedean untuk Ekspor, Adidas, Nike dan New Balance Hanya Rp148 Ribu

Oleh : Ridwan | Minggu, 23 Agustus 2020 - 12:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Produsen sepatu di dalam negeri yang berbasis ekspor mulai memutar otak untuk bertahan di tengah persaingan ketat dan dampak pandemi Covid-19. Order sepatu sport dari merek-merek papan atas seperti Nike, Adidas, Cs di Indonesia sudah berakhir Mei 2020 lalu. 

Selanjutnya untuk mendapatkan peluang konmtrak di September-Oktober, pabrikan mensiasati dengan memangkas harga penawaran ke para prinsipal atau brand kenamaan. Seperti diketahui, Indonesia dikenal sebagai produsen sejumlah brand sepatu kenamaan dunia seperti Adidas, Nike, Mizuno, New Balance dan lainnya.

"Mungkin ini baru prediksi. Harga-harga sepatu untuk diekspor di bawah US$ 10," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri di Jakarta, belum lama ini.

Meski begitu, Firman belum bisa menjelaskan berapa harga sebelumnya, harga dari pabrik ke para prinsipal. Artinya, bila dirupiahkan harga sepasang sepatu bermerek dari harga pabrik sekitar Rp148 ribu (kurs Rp14.800/dolar AS).

Dijelaskan Firman, sejumlah biaya produksi perlu disesuaikan, termasuk upah para pekerja dengan mencari lokasi yang upah tenaga kerjanya masih murah. Para produsen sepatu bakal lebih banyak beroperasi di Jawa tengah, dari sebelumnya di Banten dan Jawa Barat.

Menurutnya, untuk mengantisipasi soal keterampilan tenaga kerja maka caranya dengan meminimalisir dengan penyesuaian desain yang tidak terlalu sulit dikerjakan. "kemungkinan desain retro yang kesulitannya tidak terlalu tinggi, itu bisa dipersiapkan oleh tenaga kerja baru," jelasnya.

Saat ini, jelas Firman, harga sepatu yang dijual ke barand seperti Adidas dan Nike itu bervariatif. Namun, ia tidak bisa menjelaskan secara rinci. Menurutnya, harga jual ritel ke end user sangat mahal bisa dimaklumi mengingat biaya promosi yang tidak kecil.

"Dulu kan brand-brand global sangat ekspansif dengan promosi. Bayar para atlet, kita belum bisa tahu setelah pandemi seperti apa. Dulu kan harga ritel ke Eropa, Amerika bisa sangat besar sekali," tutupnya.