Jembatan Youtefa Hubungkan Infrastruktur Ekonomi Seputar Papua

Oleh : Herry Barus | Kamis, 13 Agustus 2020 - 13:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jayapura –Menyambut  75  tahun  Indonesia  Merdeka,  PT  Hutama  Karya  (Persero) (Hutama Karya)   terus berkarya   membangun   negeri   melalui   infrastruktur-infrastruktur terbaiknyadi Indonesia.

Tak hanya menjalankan amanah pemerintah untuk membangun dan mengembangkan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2700 Km yang akan terbentang dari Lampung hingga Aceh di tahun 2024, Hutama Karya juga mengantongi portofolio dalam pembangunan   infrastruktur   lainnya   seperti   pembangunan   Jalan   &   Jembatan,   Bandara, Bendungan, Pelabuhan & Dermaga, hingga pembangunan Proyek EPC.

Jembatan  sepanjang  733  meter  ini  diresmikan  langsung  oleh  Presiden  Republik Indonesia, Joko Widodo bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ke 91 pada 28 Oktober 2019 lalu.

Dalam sambutannya kala itu, Jokowi menyampaikan rasa senangnya dapat meresmikan jembatan yang ia impikan di Kota Jayapura tersebut. “Jembatan ini menjadi tonggak sejarah di tanah Papua. Bukan hanya simbol penting yang menyatukan kita sebagai saudara sebangsa dan setanah  air,  namun  juga  simbol  sumpah  kemajuan  untuk  membangun Tanah Papua.  Tanah Papua harus maju seperti daerah lain di Indonesia karena Papua adalah surga kecil yang jatuh ke bumi dan menjadi tugas kita bersama untuk menjaga dan merawat Tanah Papua,” ujarnya saat meresmikan Jembatan Youtefa pada oktober 2019 lalu.

n  jembatan  pelengkung  baja terpanjang  di  Papua  ini  menjadi  cerminan  kemajuan infrastruktur di timur Indonesiaserta pemerataan pembangunan infrastruktur di Bumi Pertiwi.Direktur  Operasi  II  Hutama  Karya,  Novias  Nurendra mengatakan  bahwa  Jembatan  Youtefa merupakan hasil sinergi 3 BUMN Karya di Indonesia.

“Sejalan dengan salah satu item yang ada dalam core values“AKHKLAK” yaitu kolaboratif, jembatan ini dibangun atas kolaborasi antara  Hutama  Karya  dengan  PT  PP  dan  Nindya  Karya  yang  pembangunannya  memakan waktu  4  (empat)  tahun  sejak  tahun  2015  hingga  tahun  2019.  Pembangunan  jembatan  ini menelan biaya sekitar 1,8 triliun rupiah dengan sumber pendanaan dari APBN,” ujar Novias.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa kehadiran Jembatan Youtefa ini menjadi salah satu solusi permasalahan kepadatan penduduk disana. “Jembatan ikonik ini sepenuhnya merupakan hasil karya  anak  bangsa  dan  kami  sangat  bangga  dapat  terlibat  dalam  pembangunannya.  Tentu kehadiran  jembatan  ini  memberikan  manfaat  yang  sangat  banyak.  Salah  satu  manfaat  yang paling  terlihat  adalah waktu  tempuh  dari  Kota  Jayapura  jika  ingin  menuju  Pos  Lintas  Batas Negara (PLBN) Skouw akan lebih cepat menjadi hanya sekitar 30-45 menit saja, dari semula 1,5 hingga 2 jam. Seperti kita tau Skouw juga menjadi embrio pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan,” pungkas Noviasmenjelaskan.

Jembatan Youtefa membentang sepanjang sekitar 1.800 meter dengan lebar 17 meter. Jembatan tersebut  dihiasi  oleh  dua  buah  pelengkung  baja  berwarna  merah  dan  terlihat  megah. Selain menjadiikon baru Kota Jayapura, jembatan ini juga merupakansimbol pertumbuhan ekonomi dan kemajuan infrastruktur di wilayah timur.

Dengan warna merah mencolok, pembangunan jembatan  ini  sempat  meraih  rekor  dari  Museum  Rekor  Indonesia  (MURI)  yakni  rekor pengiriman jembatan rangka baja utuh dengan jarak terjauh dan rekor pemasangan jembatan rangka baja utuh terpanjang.

Teteng Marsudi, pedagang asal Ponorogo yang menetap di Papua merasa senang atas kehadiran Jembatan  Youtefa. Kini  ia  tak  membutuhkan  waktu  lama  untuk  menuju  perbatasan  Skouw, tempat  ia  berjualansehari-hari.

“Setiap  hari  saya  harus  menempuh  perjalanandari  Kota Jayapura ke Distrik Muara Tami dan berakhir di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw untuk berjualan  bakso  menggunakan  gerobak  motor. Biasanya  saya  dengan  pedagang  lain  harus memutar hingga berjam-jam. Tapi sekarang dengan adanya jembatan baru ini, perjalanan kami menjadi lebih singkat yaitu hanya 45 menit saja. Selain itu, saya jadi merasa lebih aman untuk pulang di waktu malam. Tidak seperti sebelumnya yang harus menempuh jalan yang berliku dan sepi tanpa penerangan karena jauh dari perumahan penduduk,” tutur Teteng.

Jembatan   Youtefa   awalnya   dinamakan   Jembatan Holtekamp.   Namun   kemudian   atas permintaan  dari  warga  adat  setempat,  namanya  diubah  menjadi  Jembatan Youtefa  sesuai dengan  posisinya  yang  berdiri  megah  di  atas  Teluk  Youtefa.

Ketika  melintas,  di  sekitar Jembatan  Youtefa  terlihat  pemandangan  laut  yang  luar  biasa  indah.  Eloknya  pesisir  Pantai Hamadi  hingga  Pantai  Holtekamp  yang  berada  di  bawah  jembatan  menjadi  penyejuk  yang menghibur mata.

Tidak salah bila jembatan ini menjadi ikon baru kebanggaan rakyat Papua. Selain menghubungkan Kota Jayapura dan perbatasan Skouw, daerah di sekitar jembatan juga bisa  menjadi  tempat  wisata  baru  di  Papua. 

Pengunjung  yang  ingin  memandangi  keindahan jembatan merah ini, bisa melakukannya dari kejauhan saat hari masih terang maupun gelap. Di kala  malam  jembatan    ini  akan  diterangi  lampu  dengan  teknologi  pengendalian  cahaya (Intelligent  Color  Lighting)  yang  bisa  diprogram  atau  dikendalikan  sesuai  kebutuhandan fleksibel dari segi kombinasi warna maupun tingkat terangnya