Kasus Positif Capai 25.714, Dinkes: Itu Karena Jumlah Tes PCR di Jakarta Setiap Pekan 4 Kali Lipatnya Standar WHO

Oleh : Krishna Anindyo | Senin, 10 Agustus 2020 - 09:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pemprov DKI Jakarta terus memassifkan tes PCR untuk menemukan kasus baru secara cepat, agar dapat segera melakukan tindakan isolasi / perawatan secara tepat. Sehingga, memperkecil potensi penularan dan penyebaranCOVID-19.

Hal tersebut diungkap Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Weningtyas Purnomorini melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi Industry.co.id Senin (10/8).

Menurutnya, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 4.827 spesimen.

"Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 4.102 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru, dengan hasil 472 positif dan 3.630 negatif. Dari 472 kasus positif, 88 kasus adalah akumulasi data dari hari sebelumnya yang baru dilaporkan. Untuk jumlah tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 43.123. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 45.620," jelas Weningtyas.

Ia mengungkapkan bahwa WHO telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu.

Berdasarkan WHO, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari.

"Saat ini jumlah tes PCR di Jakarta setiap pekan adalah 4X lipat standar WHO," tegasnya.

Dikatakannya lebih lanjut, kondisi wabah di sebuah daerah hanya bisa diketahui melalui testing. Strategi tes-lacak-isolasi sangat penting dilakukan dalam penanganan wabah. Menurutnya jumlah tes yang tidak memenuhi standar WHO berakibat makin banyak kasus positif yang tidak terlacak. Jakarta telah memenuhi standar itu, bahkan melebihinya.

Perlu diketahui, tes PCR di Jakarta dilakukan melalui kolaborasi 54 Laboratorium Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, BUMN, dan swasta. Pemprov DKI Jakarta memberikan dukungan biaya tes kepada Laboratorium BUMN dan swasta yang ikut berjejaring bersama dalam pemeriksaan sampel program.

Sementara itu, penambahan kasus positif pada hingga senin pagi terkonfirmasi sebanyak 472 kasus. Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta saat ini sebanyak 8.507 kasus (orang yang masih dirawat / isolasi).

"Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta pada hari ini sebanyak 25.714 kasus," kata Weningtyas.

Dari jumlah tersebut, 16.268 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 939 orang meninggal dunia. Sementara untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 7,4%, sedangkan Indonesia sebesar 15,5%.

"WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%," ungkap Wening.

Kembali menurutnya, persentase kasus positif ini hanya bisa dianggap valid bila standar jumlah tes yang dilakukan telah terpenuhi.

"Bila jumlah tesnya sedikit (tidak memenuhi standar WHO), maka indikator persentase kasus positif patut diragukan," tegasnya.

Selain itu, pihak Pemprov DKI juga terus menghimbau warga untuk tetap menerapkan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.

"Selama vaksin belum tersedia, maka penularan wabah harus dicegah bersama-sama dengan disiplin menegakkan pembatasan sosial dan protokol kesehatan," pungkasnya.