Leader dalam Pasar Tinplate! Latinusa Bakal Pertahankan Pangsa Pasar di atas 60% Tahun Ini

Oleh : kormen barus | Kamis, 06 Agustus 2020 - 18:33 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Presiden Direktur PT Pelat Timah Nusantara Tbk (Latinusa) Jetrinaldi, dalam paparan publiknya, di Jakarta, Kamis (6/8/2020), mengatakan, produsen tunggal produk tinplate, PT Pelat Timah Nusantara Tbk (Latinusa/NIKL) bertekad mempertahanan Pangsa Pasar (Market Share) ditengah Pandemi Covid-19.

"Kami berupaya memainkan peran strategis di Indonesia. Kami akan tetap mempertahankan dominasi pangsa pasar pada tahun ini di atas 60% khususnya untuk tinplate makanan dan minuman,"tegas Jetrinaldi.

Sebagai gambaran, tinplate merupakan baja dengan ketebalan tertentu yang dilapis dengan timah. Sebagai produsen tunggal di pasar domestik yang menguasai teknologi berkelas dunia, Latinusa terus meningkatkan peran strategis dalam mendorong perkembangan serta pertumbuhan industri tinplate nasional, termasuk mendukung berbagai industri produk konsumen di Tanah Air.

Jetrinaldi menyampaikan bahwa kapasitas produksi tinplate Latinusa saat ini kurang lebih sekitar 160.000 ton, sementara kebutuhan nasional lebih 200.000 ton. "Sehingga sisanya sekitar 35% kebutuhan itu diimpor,"jelasnya.

Sebagai informasi saja hingga semester I-2020, volume penjualan Latinusa turun sebesar 3,85% dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun penurunan masih lebih rendah dibandingkan tingkat konsumsi nasional semester I-2020 sebesar 5,8%.

Meski menghadapi kondisi sulit saat ini, Latinusa masih bertahan untuk mendapatkan angka positif yang terefleksi pada perolehan laba komprehensif tahun berjalan di semester I-2020 sebesar US$ 308.000. Meski lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$2,58 juta. Adapun penjualan di semester I 2020, Latinusa juga mengalami penurunan sekitar 3,85% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sejauh ini Latinusa telah menyiapkan beberapa strategi untuk bisa bertahan ditengah Pandemi Covid-19 yang diketahui berdampak pada ketidakpastian ekonomi global.

"Secara bisnis, strategi yang kita lakukan mampu menumbuhkan inovasi, efisiensi dan menurunkan biaya produksi," ujarnya.

Dalam rangka efisiensi, Jetrinaldi menjelaskan, perseroan akan terus mengotimalkan pemakaian bahan baku tanpa mengurangi kualitas produk. "Kalau bicara efisiensi yah paling besar itu di produksi karena timah sebagai bahan baku yang dibutuhak perusahaa. Pemakaian timah nantinya akan kita optimalkan. Intinya kita akan fokus menekan biaya produksi,"katanya.

Menurut Jetrinaldi, penurunan penjualan Latinusa tak lepas dari pengurangan konsumsi terhadap kaleng makanan dan minuman akibat Pandemi Covid-19. Dan diharapkan, di semester kedua ini kinerja perusahaan akan lebih baik. "Kita berharap di semester kedua ini mudah-mudahan sudah membaik. Segala upaya akan kita lakukan agar penjualan kita baik,"pungkasnya.

Bakal Revisi Belanja Modal

Latinusa kata Jetrinaldi saat ini menerapkan prinsip kehati - hatian ditengah ketidakpastian ekonomi global lantaran Pandemi Covid-19. Alhasil, produsen tunggal produk tinplate Tanah Air ini mementingkan efisiensi di segala bidang guna menghadapi Pandemi.

Dimana, Perusahhaan bakal melakukan efisiensi mulai dari menekan biaya produksi, meningkatkan inovasi serta mengoptimalkan penggunaan timah. Dengan demikian, kebutuhan belanja modal tahun ini tidak terlalu banyak guna mendukung strategi efisiensi yang perusahaan terapkan.

"Awalnya itu perseroan memproyeksikan dana belanja modal (capital expenditure/capex) itu sebesar US$4,8 juta tahun ini, namun adanya Pandemi serta dalam rangka efisiensi ini, mungkin hanya mampu terealisasi kurang dari 25% hingga akhir tahun ini,"kata Jetrinaldi.

Ia menilai ketidakpastian kondisi perekonomian sejak awal 2020 menekan industri tinplate nasional. Meski sepanjang semester I-2020, industri tinplate mengalami pelemahan akibat kondisi pandemi Covid-19, namun perseroan mampu bertahan dengan laba bersih di paruh pertama tahun ini senilai US$290 ribu dan laba komprehensif tahun berjalan sebesar US$308 ribu.

"Namun, kami melihat kondisi industri tinplate di awal semester kedua tahun ini sudah sedikit membaik. Trennya sudah mulai ada recovery."kata Jetrinaldi.

Dia berharap, pola recovery ekonomi di awal semester II-2020 bisa berlanjut hingga akhir tahun ini, sehingga kinerja keuangan NIKL bisa lebih baik dibanding pada enam bulan pertama di 2020.

"Tetapi, target pertumbuhan (penjualan) di 2020 yang sebesar 10%, itu nampaknya masih akan sulit untuk tercapai,"tutur Jetrinaldi.

Lebih lanjut Jetrinaldi menyatakan, NIKL sebagai produsen tunggal produk tinplate makanan dan minuman di pasar domestik menetapkan target pangsa pasar mencapai 60% di tengah penurunan konsumsi tinplate nasional per semester I-2020 sebesar 5,88% (y-o-y).