Klaster Perkantoran Meningkat 10 Kali Lipat, Ahli Epidemiologi Himbau Kantor di Jakarta Kembali Lakukan WFH

Oleh : Candra Mata | Kamis, 30 Juli 2020 - 09:57 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pemerintah melalui Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah menjelaskan fenomena munculnya klaster perkantoran di DKI Jakarta.

Menurut data yang dihimpun, sampai dengan tanggal 28 Juli 2020 telah ditemukan 90 klaster dengan total kasus positif sebanyak 459. Angka tersebut disebutnya bertambah 10 kali lipat pada masa PSBB transisi.

Adapun kantor yang menjadi klaster pun beragam mulai dari Kementerian, Lembaga/badan, BUMN, Kepolisian, Kantor di lingkungan Pemda DKI Jakarta sampai Swasta. 

Untuk itu, Dewi yang juga ahli epidemiologi kembali menegaskan bahwa protokol kesehatan tetap harus diterapkan dengan disiplin dimana saja.

“Dimanapun kita berada harus mematuhi dan disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin jaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan atau memastikan tangan steril sebelum menyentuh hidung, mata, dan mulut karena individu bisa terjangkit dimana saja, bisa jadi di kantor, di perjalanan, hingga di rumah,” tegas Dewi (29/7).

Selanjutnya, Dewi juga merekomendasikan bagi sektor perkantoran selain kebijakan Work From Home (WFH) dan pembagian jam kerja atau shift di perkantoran Jakarta.

“Jika suatu perusahaan masih bisa melakukan WFH, maka lebih baik WHF," himbaunya.

"Namun, jika tidak memungkinkan WFH maka kapasitas kantor maksimal 50 persen dan membuat shift dengan jeda satu setengah sampai dua jam agar tidak terjadi penumpukan pada saat kedatangan, kepulangan, dan jam makan siang," jelasnya.

Kemudian selain itu, apabila di ruangan terdapat jendela, maka lebih baik dibuka agar sirkulasi udaranya berjalan lebih baik. 

"Serta memberdayakan Health Safety Environment (HSE) officer sebagai bisa sebagai pengawas protokol kesehatan di suatu kantor,” jelas Dewi.

"Yang terpenting masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan secara kolektif dan bersama-sama sehingga dapat menekan potensi penularan virus Sars-CoV-2 di seluruh Indonesia," pungkasnya