Peduli Tenant! JIEP Gelar webinar, Cara Mengatur Keuangan di Tengah Wabah Corona

Oleh : kormen barus | Rabu, 22 Juli 2020 - 13:19 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Wabah virus corona (COVID-19) yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan di China pada akhir tahun 2019, telah banyak mengubah aspek kehidupan manusia. Termasuk dalam hal kesehatan dan perekonomian.

Wabah mematikan itu, tidak hanya memaksa orang-orang untuk menerapkan gaya hidup sehat, tapi juga untuk lebih pandai dalam mengatur ekonomi.

Sebagaimana dilaporkan CNBC Make It, wabah COVID-19 yang sudah menginfeksi lebih dari 9,2 juta orang secara global itu, telah membawa dampak negatif yang signifikan pada ekonomi banyak orang.

Para ahli merekomendasikan beberapa strategi umum yang dapat digunakan di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini. Seperti megevaluasi pengeluaran. Di tengah pandemi ini sangat penting untuk menganalisis apa yang penting dan tidak penting untuk kita, sehingga kita bisa meminimalisir pengeluaran.

Dalam rangka itu, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung pada pada Selasa (21/7) melaksanakan webinar _Financial Planning_ dengan tema "Siapkan Kondisi Keuanganmu Menghadapi The New Normal" yang diikuti oleh  ratusan partisipan dari berbagai latar belakang.

Direktur Keuangan PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, Arief Adhi Sanjaya dalam kesempatan ini menyampaikan _opening speech_ yang kemudian dilanjutkan paparan terkait persiapan keuangan dalam menghadapi The New Normal oleh Rahmat Aryo Baskoro, S.E., M.M., CFP., AEPP selaku _Independent Financial Planner_ yang juga dosen fakultas ekonomi dan bisnis di Universitas Indonesia.

Direktur Kuangan PT JIEP, Arief Adhi Sanjaya, mengatakan, yang penting dilakukan dalam masa pandemi ini yaitu kita harus adaptif dan kolaboratif.

“Kita harus mengikuti perkembangan zaman dalam mengantisipasi termasuk pandemi yang ada. Juga penting melakukan kolaborasi yang berarti mengintegrasikan seluruh kemampuan kita maupun di sekitar kita untuk membangun sebuah sinergitas bersama,” ujarnya.

Dia mengatakan, ekonomi dunia saat ini mengalami resesi. Karena itu, orang banyak mengalami depresi.

Dalam  webinar yang dipandu oleh Ihsan Nataprawira, dari PT JIEP, ini, Arief mengatakan, kita seperti menghadapi sebuah gelombang besar yang bisa membuat kapal tenggelam. Karena itu, yang dibutuhkan adalah tidak harus menantang gelombang. Tetapi harus berada di atas gelombang untuk bisa menyelamatkan diri. “Karena itu kita membutuhkan peta keuangan, sebagai sebuah navigasi. Karena itu kita hari ini membicarakan tentang perencanaan keuangan,” ujarnya.

Menurut Arief, inilah sebuah kesempatan (chance) bagi kita untuk berubah (change). Dengan mengatur keuangan maka kita mempersiapkan pelampung agar bisa selamat.

“Jika sebelumnya dikatakan bahwa ada tiga godaan dalam diri manusia, yaitu tahta, harta dan wanita, maka dapat saya menambahkan satu lagi yaitu sepeda. Karena itu, ke depan diharapkan kita bisa mengatur pengeluaran kita dengan melakukan perencanaan keuangan secara lebih baik,” pungkasnya.

Rahmat Aryo Baskoro, dalam paparannya mengatakan, perencanaan keuangan pada masa Pandemi Covid-19 sangat penting dilakukan. Hal itu karena kondisi keuangan pada masa pandemi ini berbeda-beda antara satu orang atau keluarga yang satu dengan keluarga yang lain.

Misalnya ada orang yang mengalami pendapatan naik karena promosi jabatan atau bisnisnya berkembang. Namun ada orang atau keluarga dengan pendapatannya tetap sama. Banyak orang atau keluarga juga yang mengalami pendapatan menurun. Hal itu misalnya karena adanya penyesuaian gaji atau penguarangan pegawai atau PHK.

“Karena itu sangat penting melakukan perencanaan keuangan. Lakukan perencanana keuangan mulai dari sekarang jangan ditunda-tunda, as soon as possible. Apalagi dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini,” ujarnya.

Perencanaan keuangan adalah proses dimana seorang individu atau rumah tangga berusaha untuk mencapai tujuan keuangan melalui pengembangan dan implementasi dari sebuah rencana keuangan secara komprehensif. Perencanaan keuangan tersebut harus memiliki tujuan, rencana yang dilakukan dan kemudian harus terus dimonitor.

Perenanaan keuangan sangat penting dilakukan karena adanya inflasi yaitu terjadinya kenaikan harga barang dan jasa. Inflasi juga terjadi karena adanya ketersediaan barang/jasa relatif lebih sedikit, serta ditambah dengan jumlah uang yang beredar relatif banyak.

Aryo mengatakan, perencanaan keuangan sangat bergantung dari perhasilan yang diperoleh. Penghasilan tersebut harus bisa dialokasikan untuk pertama, membayar zakat/sumbangan/derma. Kedua, kebutuhan untuk asuransi/dana darurat, yaitu untuk melindungi keluarga dari hal atau kebutuhan tak terduga. Ketiga, untuk kebutuhan konsumsi saat ini. Keempat, untuk pengeluaran masa depan atau untuk investasi dan kelima, melakukan cicilan utang, yaitu kewajiban membayar atas uang.

“Minimal alokasikan 2,5% dari pendapatan untuk zakat/sumbangan/derma. Minimal 5% untuk membangun dana darurat dan membayar premi asuransi, untuk alokasi bulanan termasuk pengeluaran gaya hidup tidak lebih dari 60%, selanjutnya paling tidak sekitar 10% untuk kebutuhan tabungan dan investasi, dan jika punya cicilan utang, maka hal itu tidak boleh lebih dari 30%. Bila kebutuhannya masih kurang, maka yang harus dikorbankan adalah biaya hidup bulanan,” ujarnya.

Untuk pengeluaran dana darurat, kata Aryo, sebaiknya untuk orang single mencapai 3-4 kali dari pengeluaran bulanan, sedangkan untuk keluarga mencapai 6-12 kali pengeluaran, tergantung dari jumlah anak yang dimiliki.

Dia mengatakan, pengeluaran bulanan selama masa pandemi atau Work From Home (WFH) praktisnya mengalami penurunan. Misalnya untuk konsumsi, transportasi, gaya hidup, belanja mengalami penurunan. Karena itu kita bisa menggunakan bonus atau THR atau mencari pendapatan baru untuk pengeluaran selama masa WFH.

Untuk tabungan dan investasi, Aryo mengatakan harus hati-hati dilakukan yaitu dengan memperhatikan kondisi perekonomian dan dampaknya terhadap investasi. Karena itu harus memilih investasi jangan pendek yang relatif aman. Sedapat mungkin kita memperbesar alokasi tabungan dan investasi.

Sedangkan terkait cicilan utang, dia menganjurkan agar sedapat mungkin mengurangi biaya konsumtif. Selain itu bisa memanfaatkan program relaksasi kredit yang dilakukan oleh pemerintah.

Dalam merencanakan keuangan juga penting melihat penghasilan sekarang dan masa datang. Selain itu kondisi kesehatan, dan usia seseorang. “Dalam merencanakan keuangan untuk mencapai tujuan, maka perlu dipertimbangkan sumber daya atau modal, dan juga limitasi waktu,” ujarnya.

Bagi Aryo, dalam menghadapi pandemi Covid-19, partisipasi untuk sesama sangat penting dilakukan. “Karena itu sangat penting melakukan sharing dan caring dalam menghadapi pandemi ini,” ujarnya.