Kabar Gembira! IHSG Bakalan Positif Ting-ting

Oleh : Wiyanto | Kamis, 09 Juli 2020 - 09:28 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-IHSG break out level psikologis secara teknikal yang berada di level 5000. Indikasi tersebut akan menjadi konfirmasi penguatan lanjutan apabila kuat dan terus bertahan diatas level psikologis. Secara trend pergerakan sangat positif berhasil rebound dan tepat mensejajari garis uptrend jangka menengah.

Pergerakan IHSG masih sangat berpeluang melanjutkan penguatan hingga pengujian resistance terdekat yang berada di level 5140 hingga 5300. Meskipun demikian indikator stochastic yang terkonsolidasi pada area jenuh beli dan momentum RSI yang mulai terlihat cukup tinggi memberikan penguatan yang tidak lagi begitu agresif.

"Sehingga kami perkirakan IHSG akan bergerak menguat dengan support 5000-5140," kata analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi di Jakarta, Kamis (9/7/2020).

Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya; ANTM, AKRA, BBNI, BBRI, BMRI, CTRA, HRUM, MAPI, PTBA, TLKM, WIKA.

IHSG (+1.79%) naik 89.09 poin kelevel 5076.17 dengan saham-saham perbankan disektor keuangan (+3.58%) memimpin penguatan. Menteri BUMN mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 11 Triliun rupiah dana pemerintah untuk bank-bank BUMN telah di berikan kepada perusahaan mikro dan menengah serta adanya skema Burden Sharing dari pemerintah menjadi langkah pemerintah guna mendorong pertumbuhan kinerja perbankan. Investor asing melakukan pembelian cukup besar pada saham BBRI dengan net buy 249.89 miliar rupiah dan BBCA sebesar 161.04 miliar rupiah. Sehingga total aksi beli bersih investor asing seluruh papan perdagangan sebesar 78.31 miliar rupiah mengiringi penguatan rupiah sebesar 0.215 kelevel 14410 per USD.

Bursa Eropa dibuka bervariasi. Indeks Eurostoxx (-0.09%) dan CAC40 (-0.22%) memerah sedangkan FTSE (+0.12%) dan DAX (+0.20%) menghijau. Ekuitas global seakan kehilangan momentum setelah kerusahaan ekonomi kembali disebabkan oleh pandemi dan ekuitas berjangka di AS bergerak berfluktuasi cenderunng melemah. Harga emas yang diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak tahun 2011 memberikan signal aksi risk off yang kembali akan menerpa ekuitas global. Sebuah laporan stok persediaan minyak di AS meningkat membuat harga minyak WTI turun 0.4% kelevel $40,45 perbarrel. Selanjutnya investor akan terfokus pada data inflasi di China dan tingkat pengangguran di AS sebagai indikator pemulihan ekonomi.