Nikmati Stimulus Harga Gas Baru, Asaki Agresif Garap Pasar ASEAN dan Australia

Oleh : Ridwan | Selasa, 07 Juli 2020 - 11:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Industri keramik nasional sudah bisa sedikit bernapas lega. Pasalnya, implementasi dari Kepmen ESDM No. 89K/2020 tentang harga gas sebesar USD 6/MMBTU yang berlaku surut mulai tanggal 13April 2020 sudah dirasakan sebagian pelaku industri keramik nasional.

"Implementasi harga gas USD 6/MMBTU sudah mulai diberlakukan untum industri keramik yang berada di Jawa Bagian Barat untuk pembayaran tagihan gas yang jatuh tempo di pertengahan bulan Juli," kata Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto kepada Industry.co.id di Jakarta, Selasa (7/7/2020).

Tetapi, jelas Edy, baru sekitar 44% pelaku industri keramik yang sudah bisa merasakan stimulus harga gas USD 6/MMBTU. Hal tersebut dikarenakan LOA PGN dengan Hulu yang sudah terlaksana baru tercapai 44%.

"Baru sekitar 44% yang sudah merasakan stimulus harga gas, sisa nya 56% masih menggunakan harga lama sebesar USD 9,1/MMBTU," jelasnya.

Dijelaskan Edy, Asaki sangat menghargai atensi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian ESDM yang terus mengawal implementasi dari stimulus harga gas baru tersebut.

"Terlebih kami (Asaki) menghargai "best effort" dari PGN karena tagihan dengan harga baru sangat membantu industi keramik yang sedang mengalami kesulitan cashflow akibat penerapan PSBB dan pelemahan daya beli masyarakat," terangnya.

Asaki menyakini dengan implementasi harga gas baru dapat membantu meningkatkan day saing industri yang tentunya juga memberikan mutiplier effect.

"Tentunya dengan stimulus harga gas baru ini, Asaki bisa lebih agresif memanfaatkan peluang pasar di kawasan ASEAN dan peluang baru untuk pasar Australia yang selama ini dikuasai produk keramik asal Malaysia," ungkap Edy.