Ada Jalinan Emosional dalam Sepakbola •

Oleh : Herry Barus | Senin, 29 Juni 2020 - 16:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Madura- Presiden Madura United Achsanul Qosasi tidak sebatas memandang sepak bola sebagai bagian dari cabang olahraga (cabor). Namun, dia menelisik makna yang tersirat dalam cabor paling bergengsi di dunia itu.

Menurutnya, sepak bola memberikan inspirasi, hiburan, kegembiraan, dan menyatukan ikatan emosional yang kuat dari keberagaman bangsa. Tak ayal, dia memaknai sepak bola memberikan manfaat kepada banyak orang.

Bahkan, pria asal Desa Daramista, Kecamatan Lenteng, Sumenep tersebut juga menemukan tiga prinsip hidup dalam sepak bola. Yakni, 3K: Kebersamaan, Kepedulian, dan Kedisiplinan.

Tak heran, setiap tim ketika memiliki rasa rasa kebersamaan, serta saling peduli satu sama lain mampu melahirkan permainan yang indah. Ditambah lagi, setiap pemain memiliki disiplin yang tinggi, seperti waktu bertahan, menyerang, dan memainkan tempo pertandingan.

“Olah raga tidak mengenal sekat. Semua unsur kehidupan menyatu dalam sepak bola. Kebersamaan, kepedulian, serta kedisiplinan menyatu dalam serial kehidupan kita semua,” ujar Presiden Madura United itu, Minggu (28/6/2020) pagi.

Di samping itu, pria yang familiar disapa AQ ini memandang, stakeholders sepakbola yang masih mengutamakan kemenangan, orang itu sebatas melihat sepak bola suatu permainan bergengsi.

Begitu juga dengan mereka yang bersitegang menyikapi suatu perbedaan, AQ menyebut, orang tersebut hanya ingin menunjukkan kegagahan melalui sepak bola.

“Ketika kami masih bicara kalah dan menang, berarti kita menyukai sepak bola sebatas gengsi dan ikut-ikutan. Ketika kita saling bulli karena perbedaan, berarti kita menyukai sepak bola sebatas emosi dan gagah-gagahan,” sambungnya.

Selain itu, presiden tim berjuluk Laskar Sape Kerrab ini meminta agar melihat sepak bola secara utuh. Dia juga menghadirkan ajakan agar tidak memaksakan sepak bola di masa genting. AQ menyontohkan ibadah haji bisa digagalkan kala tidak memungkinkan untuk terselenggara.

“Cintailah sepak bola apa adanya. Jangan memaksakan jika belum bisa. Jangan ubah aturan jika belum lazim. Jangan dimainkan jika belum saatnya. Naik haji itu rukun Islam. Tapi, bisa ditunda jika belum memungkinkan. Itulah serial kehidupan agar tidak menjadi malapetaka dan tetap berguna bagi banyak orang,” tutup AQ. (*)