Waspadai Tiga Titik Ini, Jubir COVID-19: Potensi Jadi Klaster Baru Penyebaran Virus

Oleh : Candra Mata | Sabtu, 27 Juni 2020 - 12:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan berdasarkan penelitian para ahli, memasuki era kenormalan baru, beberapa titik perlu diwaspadai karena berpotensi menjadi kluster baru penyebaran COVID-19. Beberapa titik tersebut diantaranya 

Pertama adalah kantor. Setidaknya menurut Yurianto, ada 3 hal yang harus dicermati saat masyarakat akan kembali produktif di kantor. 

Pertama, tentang pengisian jumlah orang agar pekerja bisa jaga jarak 1,5 meter, kedua, kontak dekat yang lama berpeluang terjadi penularan, maka jaga jarak dan tetap memakai masker ditempat kerja mutlak dilakukan. 

"Lalu ketiga mengatur sirkulasi udara, penggunaan pendingin udara sebaiknya tidak dilakukan terus menerus, mungkin bisa digunakan di jam-jam tertentu, serta diupayakan setiap hari udara diganti dengan udara segar," ungkap Yurianto beberapa waktu lalu di Jakarta. 

Selanjutnya yang berpotensi menjadi klaster baru adalah rumah makan/restoran. Yurianto menilai, penularan di rumah makan dipengaruhi oleh kepentingan dan waktu yang sama, semisal makan siang.

"Inilah yang menyebabkan para pengunjung sulit menerapkan jaga jarak aman," ujarnya. 

Dan potensi klaster Ketiga ialah sarana transportasi massal. 

Menurut Yuri, untuk mengatur volume penumpang di sarana transportasi massal, pemerintah telah menerbitkan Surat Edaran No.8 Tahun 2020 tentang Pengaturan Jam Kerja Pada Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat yang Produktif dan Aman dari COVID-19 di Wilayah Jabodetabek.

Di dalam SE tersebut, mengatur jam kerja ASN, pegawai BUMN, pegawai swasta dalam 2 gelombang. Gelombang pertama 07.00 WIB-07.30 WIB sampai 15.00 WIB-15.30 WIB, sedangkan gelombang kedua 10.00 WIB-10.30 WIB sampai 18.00 WIB-18.30 WIB.

''Ini untuk memastikan kapasitas commuter line bisa diisi dengan memenuhi prasyarat aman untuk menjaga jarak,'' terangnya.

Selain tiga hal tersebut, Yuri juga menekankan, kebijakan kenormalan harus dimaknai secara bijak.

Pembukaan sektor maupun daerah tertentu harus difokuskan untuk menggerakkan roda perekonomian, sehingga masyarakat dapat kembali produktif namun tetap aman dari COVID-19. Oleh karenanya protokol Kesehatan mutlak harus dilakukan.

''Ini yang harus kita maknai bersama bahwa aktivitas diluar rumah hanya untuk kepentingan produktivitas kita, bukan berarti kepentingan-kepentingan yang bisa ditunda masih kita paksakan untuk dilakukan, oleh karena itu tetap didalam rumah dan keluar rumah hanya untuk hal produktif,'' imbau Yuri.

Ia berharap imbauan ini bisa dipahami bersama, mengingat gambaran kasus COVID-19 di beberapa daerah masih tinggi.

Asal tau saja, hingga saat ini berita diturunkan, telah terjadi penambahan kasus sebanyak 1.240 sehingga total kasus terkonfirmasi mencapai 51.427 orang.