Ini Rapor Ahok 7 Bulan Jadi Komut Pertamina

Oleh : kormen barus | Jumat, 19 Juni 2020 - 07:03 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta- Komisaris Utama (Komut) di Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, telah masuk bulan ketujuh menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut) di Pertamina. Pengamat Energi, Kurtubi mengatakan kontribusi Ahok di Pertamina belum terlihat signifikan lantaran pengendali utama perseroan adalah direktur utama.

“Kinerja Ahok di perusahaan minyak dan gas milik negara itu belum menunjukkan hasil yang signifikan. Belum kelihatan yang signifikan setelah masuknya Ahok di Komisaris karena memang yang mengendalikan perusahaan kan Dirut bukan komisaris," kata Kurtubi , sebagaimana melansir detikcom, Selasa (16/6/2020).

Namun Kurtubi menilai kolaborasi Nicke dan Ahok di Pertamina cukup bagus dalam pembatalan pembangunan kilang baru atau grass root refinery (GRR) di Bontang. Dia menilai jika pembangunan kilang itu dilanjutkan maka hasilnya tidak akan efisien.

"Saya menghargai kinerja Komisaris dan Direksi Pertamina yang telah memutuskan untuk membatalkan Proyek Investasi Pembangunan Kilang GRR Bontang berkapasitas besar. Kalau dilanjutkan, proyek ini tidak efisien," imbuhnya.

Pembangunan kilang di Bontang untuk Indonesia Timur itu dinilai membutuhkan biaya produksi BBM yang mahal karena jaraknya yang jauh. Belum lagi minyak mentahnya yang berasal dari impor.

"Minyak mentahnya berasal dari impor, bukan dari Kalimantan Timur, membutuhkan dermaga pelabuhan yang lautnya dalam, padahal pantai Bontang dangkal," terangnya.

Sementara Pengamat Energi dari Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan adanya Ahok di Pertamina lebih dominan dari sisi komunikasi publiknya. Dia menilai Ahok memiliki perhatian khusus di masyarakat.

"Dari sisi komunikasi publik saya melihatnya yang cukup dominan. Mungkin karena ada perhatian khusus terhadap Pak Ahok sampai-sampai dalam pengambilan kebijakan, beliau yang lebih banyak diberitakan bukan dirutnya," kata Komaidi.