Warga Ngeluh Bayar Listrik Bengkak, PLN: Bukan Naik Tapi Karena Adanya PSBB, WFH dan Selisih Tagihan Bulan-bulan Sebelumnya

Oleh : Candra Mata | Rabu, 10 Juni 2020 - 19:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Banyaknya pengaduan imbas membengkaknya tagihan listrik selama Juni dikawasan Jakarta dan sekitarnya, membuat PT PLN (persero) merespon pengaduan tersebut dengan mendatangi langsung rumah pelanggan.

Dikatakan General manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Doddy Pangaribuan, isu lonjakan tagihan listrik tersebut dikarenakan adanya selisih tagihan rekening di bulan-bulan sebelumnya, bukan disebabkan oleh tarif listrik yang naik.

“Hingga kini, terdapat 97,6% pengaduan yang masuk dan sisanya 2,4% aduan butuh penanganan lebih lanjut dan sedang ditangani petugas PLN dan kami tegaskan sejak 2017 tidak ada kenaikan tarif listrik maupun subdisi silang,” kata Doddy, dicukil dari laman IDX Rabu (10/6).

Selain itu, Doddy menjelaskan, kenaikan tagihan terjadi karena adanya peningkatan konsumsi listrik selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar dan kebijakan Work From Home. 

Hal ini juga membuat petugas pencatat meter tidak bisa mengunjungi pelanggan secara langsung, sehingga pelanggan diminta untuk melakukan pencatatan meter mandiri.

“Untuk wilayah Jakarta Raya, dari total 2,2 juta pelanggan pascabayar baru 1,6% yang melakukan pencatatan meter mandiri. Sedangkan, 94,9% dibaca oleh petugas dan sisanya dikenakan perhitungan rata-rata karena tidak dapat dijangkau petugas,” jelasnya.

Adapun pelanggan yang tidak mengirimkan angka stand KWH meter mulai tanggal 24 hingga 27 setiap bulannya, maka tagihan listrik akan didasarkan pada perhitungan rata-rata penggunaan listrik 3 bulan terakhir, bukan berdasarkan pemakaian Riil pelanggan.