Dunia Medis Patut Berbangga, Anak Muda Bernama Indarto Founder and CEO Neurabot Ini Kembangkan Tekologi Deteksi Dini Covid-19

Oleh : Candra Mata | Senin, 08 Juni 2020 - 16:12 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Neurabot, Perusahaan Startup yang sukses melakukan pengembangan penerapan teknologi deep learning pada pemeriksaan CT-scan paru-paru dan foto polos dada (x-ray) di Indonesia. 

Kemampuan tersebut merupakan salah satu modalitas deteksi cepat kasus Covid-19 dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi, sehingga dapat membantu pengambilan keputusan klinis dalam pandemi saat ini.

Founder & CEO Neurabot, Indarto menjelaskan, salah satu tantangan yang dihadapi dalam penggunaan teknologi yang dikembangkan adalah mayoritas rumah sakit rujukan Covid-19 masih menggunakan pemeriksaan foto polos dada (x-ray) yang sensitivitasnya lebih rendah dibanding CT-scan paru dosis rendah (LDCT) dalam mendeteksi gambaran perubahan struktur paru pasien.

“Meski demikian, Neurabot bersama pakar AI yang tergabung dalam gugus tugas ini akan tetap berupaya mengolah seluruh sumber data yang ada, termasuk data foto polos dada dan data klinis sebagai penguat untuk menghasilkan solusi identifikasi dini berbasis AI dengan tepat dan cepat,” tutur Indarto beberapa waktu lalu dalam keterangan tertulisnya yang diterima Industry.co.id Senin (8/6).

Menurutnya, solusi pertama Neurabot adalah “My Lab”, yakni platform laboratorium pemrosesan citra digital pertama di Indonesia di bidang kesehatan dan bioteknologi. 

"Melalui platform ini, Neurabot menghadirkan laboratorium digital berbasis citra mikroskopis maupun citra radiologi, yang memungkinkan penggunanya melakukan kolaborasi penelitian, olah data citra digital, digitalisasi serta penyimpanan data," ungkap Indarto.  

Lalu solusi kedua Neurabot adalah “AI Lab”, yang mampu mengolah data citra medik maupun bioteknologi yang telah terkumpul dengan bantuan kecerdasan buatan. 

Hasilnya adalah informasi dalam bentuk prediksi, kalkulasi, identifikasi dan segmentasi suatu objek atau kondisi, yang berguna secara langsung saat pengambilan keputusan (decision support system) dalam proses diagnosis suatu penyakit, termasuk saat pandemi Covid-19.

Selain itu, Indarto juga menyampaikan, Neurabot bertujuan membangun ekosistem dalam bidang ilmu pengetahuan yang menggabungkan teknologi kecerdasan buatan dengan kecerdasan manusia, namun tanpa menggantikan manusia. 

“Teknologi ini tidak bermaksud menggantikan seorang expert, tetapi membantu dalam penegakan diagnosis dengan cepat dan tepat. Keputusan akhir dalam diagnosis merupakan tanggung jawab para ahli maupun profesional,” paparnya.