Pengusaha PO Bus Gilang Widya Siapkan Skema Alternatif Atasi Dampak Covid-19 di Bisnis Bus Wisata

Oleh : Amazon Dalimunthe | Minggu, 31 Mei 2020 - 11:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Malang- Salah satu sektot yang juga terkena imbas pembatasan aktivitas social dan penutupan wisata dalam mengaantisipasi penyebaran  wabah virus Corona (Covid 19) adalah bisnis perusahan bus wisata.

Hal ini diakui oleh Gilang Widya Permana pimpinan PO Juragan 99 Trans. "Layanan bus pariwisata nyaris kolaps karena sepi pesanan. Arus wisata domestik turun jauh. Kegiatan bus tidak dalam trayek atau carter ini hampir tiarap karena minim operasi," ujar Gilang di Malang Jawa Timur Sabtu (30/5/2020).

Namun untuk tetap  dapat beroperasi di masa pendemi Covid 19, Gilang telah menyiapkan skema alternatif, jika wabah semakin parah dan Pembataan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih di perpanjang.

Juragan 99 Trans tetap menjamin kesediaan layanan namun akan mengubah pola operasi khususnya untuk sosial distancing demi mencegah penyebaran Corona 19 yaitu  dengan menghadirkan armada terbaru Avante H8 .

Bus Avante H8 diperoleh dari event Gaikindo Indonesia International Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2020, 5-8 Maret 2020. Bus ini  memiliki penampilan yang berbeda dari armada yang di miliki oleh Juragan 99 Trans yang sudah ada.

"Avante H8 menawarkan kenyamanan bagi penumpang karena bus baru ini hasil kerjasama antara Mercedes-Benz dengan perusahaan karoseri Tentrem asal kota Malang, Jawa Timur.  Kenyamanan yang disajikan oleh Avante H8 terletak di bagian interior yang mewah dengan 50 kursi penumpang berkonfigurasi 2-2 berjajar. Semua berkonsep kursi balap. Sehingga, jarak antara penumpang satu dengan yang lainnya cukup lega. Bisa juga dengan skema konsep bus yang biasa diisi dengan 50 penumpang, maka tinggal 25 penumpang yang bisa berada dalam satu bus. Jadi kita tidak mengizinkan penuh, tapi cukup 50 persen. Jadi dibatasi jamnya dan dikurangi penumpangnya hal ini untuk mendukung sosial Distancing,” papar Gilang.

Terkait pandemi Covid 19 Gilang mengakui sangat berdampak, terutama di sisi ekonomi-pariwisata. Pihak pertama yang merasakannya perubahannya adalah masyarakat kecil dan orang-orang yang berkecimpung pada bidang transportasi.

"Sangat terdampak. Untuk saat ini kita sudah 1 bulan lebih armada kita sama sekali tidak ada aktifitas. Namun untuk menghindari gejolak di lingkungan managemen kami tidak merumahkan karyawan. Mereka tetap kita perhatikan diantaranya dengan pemberian sembako dan tunjangan hari raya, jelang lebaran kemarin" kata Gilang.

Karena bukan hanya para pengusaha yang terdampak Covid 19, namun juga rakyat kecil, Gilang berharap seluruh masyarakat Indonesia mendukung kebijakan pemerintah tentang social Distancing, gunakan masker saat keluar rumah hindari berpergian yang tidak bermanfaat.

"Ini demi kepentingan bersama agar pandemik Covid 19 segera berakhir di Indonesia," pungkas Gilang. (AMZ)