Kawal Kasus Perbudakan ABK Indonesia di Luar Negeri

Oleh : Wiyanto | Sabtu, 16 Mei 2020 - 10:53 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Kasus perbudakan yang dialami belasan Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal penangkap ikan berbendera China ramai menjadi sorotan banyak kalangan, baik dalam negeri maupun mancanegara.

Dalam sebuah video yang dirilis oleh stasiun MBC, para ABK mengaku dipekerjakan selama 18 jam dalam sehari. Selama bekerja, mereka bisa berdiri selama 30 jam, dengan enam jam istirahat. Bahkan mirisnya, mereka diperlakukan secara diskriminatif ketika makan ataupun minum dari ABK keturunan China.

Rekaman tersebut juga menguak kasus-kasus penganiayaan yang dialami para ABK selama di atas kapal. Peristiwa ini juga menjadi bukti nyata masih adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap ABK Indonesia.

Ketua Umum Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI), Achdiyanto Ilyas Pangestu, mengungkapkan pihaknya mengutuk kasus eksploitasi yang terjadi pada pekerja di sektor perikanan seperti yang dialami ABK Indonesia di kapal China.

"Kami dari SPPI mengutuk terjadinya eksploitasi teman-teman diatas kapal. Tapi jangan sampai, kita ini menentang atau malah mengeksploitasi atas diri mereka, tanpa kita sadari kita malah mengekspoitasi mereka setibanya di Indonesia," ujar Ilyas dalam sebuah talkshow online yang digelar Forum Monitor bertajuk 'Kupas Tuntas Praktik Perbudakan ABK Indonesia di Luar Negeri, Jumat (15/5/2020).

Ilyas pun mengapresiasi langkah Kementerian Luar Negeri yang tegas meminta proses investigasi dilakukan kepada perusahaan asal china tersebut. Selain itu, Ilyas mendorong agar dilakukan mitigasi terhadap kasus perbudakan modern tersebut.

Lebih jauh ia menyampaikan, pihaknya akan terus fokus mengawal tuntas kasus perbudakan ABK Indonesia ini hingga ke akarnya serta melakukan pengawalan terhadap regulasi yang menjadi inti permasalahan dalam kasus ini.

Terakhir Ilyas meminta dukungan kepada awak media untuk bersama-sama mengawal kasus perbudakan ABK Indonesia di luar negeri ini, supaya terus mendapatkan perhatian pemerintah dan tidak terlupakan dengan isu-isu lainnya.

"Makanya saya sampaikan lebih baik kita fokus kita kawal sampai ke akar-akarnya, akan tetapi di satu sisi kita juga melakukan upaya-upaya terbaik untuk mengawal aturan-aturan yang menjadi pokok permasalahan yang menyebabkan masalah ini, kita perbaiki bersama. Saya minta bantuan kepada kawan-kawan media ayo kawal kasus ini, jangan sampai tertutupi isu-isu lain, sehingga kasus ini terlupakan," pungkasnya.