Corona Bikin Industri Waralaba Merintih, Rugi Hampir 85 Persen

Oleh : Ridwan | Senin, 27 April 2020 - 15:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pandemi virus corona baru atau Covid-19 yang menjalar hampir ke setiap daerah di wilayah Indonesia turut mengikis bisnis waralaba kuliner di Tanah Air. 

Terlebih, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan masyarakat untuk berdiam diri di rumah menambah duka mendalam bagi para pelaku industri waralaba di Indonesia. Bayangkan saja, lebih dari puluhan waralaba harus rela menutup gerainya karena nihilnya pendapatan. 

Akbar Temmuyin Sani, Founder Tapisi ikut mengalami kondisi yang sangat menyedihkan. Menurutnya, kondisi saat ini sangat memprihatinkan yang membuat kondisi bisnisnya menurun sangat tajam.

"Engga tanggung-tanggung, turunnya sampai 85 persen," kata Akbar Temmuyin saat dihubungi Industry.co.id di Jakarta, Senin (27/4/2020).

Di masa pandemi Covid-19, menurut Akbar, daya beli masyarakat juga ikut terkikis. Ditambah lagi ketakutan masyarakat akan penularan virus corona yang semakin merajalela. "Daya beli menurun, ditambah ketakutan masyarakat yang berlebihan akan tertular virus corona, diperparah lagi dengan kekurang yakinan masyarakat dengan hygienicsasi pembuatan makanan menjadi permasalahan yang sangat konkrit,: jelasnya.

Namun, ia tak patah semangat. Berbagai inovasi dan promosi dilakukan demi menjaga kelangsungan bisnisnya di tengah gempuran pandemi Covid-19. "Yah, kita tetap berusaha memberikan diskon serta bonus-bonus lannya, akan tetapi tetap saja tidak bisa normal seperti biasanya," ujar Akbar.

Meskipun dirinya tidak bisa merinci berapa rupiah kerugian yang diderita di masa pandemi Covid-19 ini. Namun, Akbar memastikan kondisi saat ini sangat-sangat memprihatinkan.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah segera mengatasi permasalahan ini agar tidak semakin banyak pengusaha waralaba yang gulung tikar akibat tidak adanya pendapataan sama seklai. "Kita sih harapannya situasi ini segera berakhir, agar bisa kembali normal. Sekarang kan kita hanya bisa pasrah, kalau begini terus siapa yang kuat," tutup Akbar.