Gawat... COVID-19 Ternyata Juga Ancam Penderita Stunting, Ini Penjelasanya

Oleh : Hariyanto | Jumat, 24 April 2020 - 10:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Covid-19 tidak hanya mengancam orang-orang yang masuk ke dalam kelompok resiko tinggi, tetapi juga anak-anak yang menderita stunting. Hal ini diungkapkan Ahli Analisis dan Kebijakan Kesehatan dan Dosen FKM UI Ahmad Syafiq, Ph.D. 

“Sebelum ada Covid-19, semua bicara stunting, tapi sekarang tidak ada yang mengawal. Jangan sampai anak-anak yang tidak berisiko tinggi jadi kena Covid karena stunting,” ungkap Syafiq dalam diskusi daring yang diselenggarakan Ikatan Alumni UI pada Rabu (22/4/202)

Syafiq menjelaskan hal ini terjadi karena gizi juga berkaitan dengan imunitas tubuh. Untuk itu, Syafiq mengingatkan program gizi dan kesehatan untuk masyarakat rawan (vulnerable), khususnya terkait 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Program Percepatan Penanganan Stunting perlu dijaga. 

Aspek gizi diharapkan masuk dalam pemodelan penanganan Covid-19 karena kekebalan tubuh sangat berkaitan dengan risiko terpapar Covid-19. 

Syafiq menilai pemodelan skenario penangangan Covid-19 yang disusun oleh Tim Peneliti FKM UI sudah sangat komprehensif dan membantu, termasuk usulan FKM UI untuk melarang mudik. Namun, Syafiq juga mengingatkan dinamika Covid-19 yang membuat adanya keterbatasan variabel yang masuk dalam pemodelan. 

”Program gizi ibu hamil dan laktasi juga harus dikawal. Growth monitoring, penimbangan, dan suplementasi anak masih jalan atau tidak. kalau jalan, ada tidak peraturannya, dan yang jelas tetap memperhatikan keamanan di situasi Covid saat ini,” jelas Syafiq. 

Lebih lanjut, Syafiq juga menekankan agar pemerintah mempercepat kebijakan-kebijakan terkait penanganan Covid-19. Setidaknya ada empat tipe kebijakan yang diambil pemerintah yakni kebijakan distributif, regulatory, pengaturan diri, dan redistributif. 

Pada tataran kebijakan distributif, pemerintah dinilai telah berusaha mengupayakan ketersediaan layanan untuk masyarakat, walau dengan berbagai keterbatasan yang ada. Meskipun begitu, adanya kritik soal rumah sakit rujukan juga dipandang sebagai suatu hal yang wajar. Syafiq berpendapat, seharusnya sudah tersedia rumah sakit khusus Covid-19 di seluruh wilayah. 

Sedangkan, dari segi regulatory, Syafiq menganggap pemerintah sudah mengupayakan pembatasan pergerakan masyarakat melalui Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).