Pontang Panting Industri Bioskop Ditengah Pandemi COVID-19

Oleh : Hariyanto | Selasa, 07 April 2020 - 14:12 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Guna mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19 bebebrapa perusahaan hiburan terpaksa harus menutup sementara tempat usahanya. Salah satunya adalah PT Graha Layar Prima Tbk (Perseroan) sebagai pengelola bioskop CGV di Indonesia yang memperpanjang masa penutupan sementara bioskopnya diseluruh tanah air.

Penutupan sementara bioskop CGV ini bukan tanpa alasan, pasalnya penyebaran virus corona bisa saja terjadi saat berkumpulnya masa terlebih di dalam ruang bioskop. Meski demikian, pihak CGV mengkonfirmasi bahwa tak ada kasus COVID-19 di bioskopnya.

"Tidak ada satupun konfirmasi adanya kasus Covid-19 di CGV. Kami menutup sementara bioskop sebagai langkah pencegahan Covid-19 guna melindungi pengunjung dan staff CGV. Ini sejalan dengan himbauan dan instruksi pemerintah. Kesehatan dan keamanan para pengunjung dan Staff kami merupakan yang utama," kata Direktur CGV, Dian Sunardi Munaf kepada INDUSTRY.co.id,  Selasa (7/4/2020).

Dian juga menyampaikan, selama masa penutupan bioskop staff CGV dibebas tugaskan sementara. Meski demikian, Dian mengungkapkan, pihak CGV tetap memenuhi hak hak pekerjaan para staff.

"Selama masa penutupan ini mereka Off-Duty, hak-hak pekerjanya tetap dipenuhi. Dimasa perpanjangan penutupan sementara ini kami menganjurkan kepada mereka untuk mengambil cuti. Di bioskop selalu ada 1 Cinema Manager, 1 Staff Programming, dan 1 Staff Building maintenance setiap harinya," katanya.

Sementara, untuk karyawan di Kantor Pusat,  CGV memberlakukan system Work from home. Dia mengklaim, hingga hari ini, Selasa (7/4/2020) tidak ada PHK yang dilakukan pihak CGV kepada karyawan akibat penutupan sementara.

"Kesejahteraan karyawan CGV juga merupakan prioritas  saat ini dan kami akan terus mensupport mereka semampu kami," ungkap Dian.

Penutupan sementara bioskop CGV diseluruh tanah air tersebut tentu juga mengakibatkan kerugian kepada pihak CGV. Sayangnya, CGV belum merinci berapa kerugian yang dideritanya akibat pandemi COVID-19 ini.

"Kami belum bisa sampaikan informasinya, karena masih dalam perhitungan. Yang pasti selama masa penutupan ini tidak ada revenue, yang biasanya kami dapat dari penjualan tiket, pembelian makanan & minuman,merchandise, pemasangan iklan, promosi produk, dll," tambahnya.

Dian mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah fokus untuk menyusun strategi menstabilkan bisnisnya kembali. Salah satunya dimulai dengan menurunkan sebisa mungkin beban biaya usaha. Terdiri dari beban biaya karyawan, beban pajak dengan segala variasinya, beban biaya pemeliharaan.