IHSG Fluktuatif Berada di Level 4650

Oleh : Wiyanto | Senin, 06 April 2020 - 10:28 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-IHSG berhasil break out dan tutup diatas FR38.2% dilevel 4590 dari wave pelemahan yang terjadi sejak awal mulai terkoreksi tajam. Hal ini memberikan signal positif apabila IHSG mampu terus kuat diatas level tersebut.

Selanjutnya IHSG akan menguji resistance MA20 dengan iringan momentum indikator RSI yang bergerak positif meskipun indikator Stochastic menjenuh dengan cenderung memberikan signal negatif.

"Sehingga kami perkirakan IHSG akan bergerak kembali berfluktuatif dengan potensi penguatan bertahan tutup diatas 4650 pada support resistance 4514-4650," kata analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi di Jakarta, Senin (6/4/2020).

Saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal diantaranya; BBTN, BSDE, CTRA, INTP, JSMR, PNBN, PTPP, RALS, TKIM.

IHSG (+2.02%) ditutup menguat 91.74 poin kelevel 4623.43 dengan indeks sektor industri dasar (+8.52%) dan Infrastruktur (+2.83%) memimpin penguatan. Efek dari guyuran stimulus pemerintah dalam menyikapi skenario terburuk dari dampak pandemic coronavirus seakan menjadi dorongan optimisme investor. Rupiah berhasil terintervensi menguat 0.39% kelevel 16430 per USD. Investor asing melakukan aksi jual sebesar 16.52 miliar rupiah.

Bursa saham eropa dibuka melemah. Indeks Eurostoxx (-0.85%), FTSE (-1.10%) dan DAX (-0.67%) melemah mendekati sepersen awal perdagangan akhir pekan dipimpin lebih rendah oleh perusahaan asuransi dan energy. Harga minyak WTI (+1.5%) kembali menguata menjadi $25.69 perbarrel melanjutan optimisme pergerakan pada hari kamis setelah Trump menyatakan Rusia dan Arab Saudi akan sepakat memangkas produksi dan Tiongkok terus melakukan peningkatan cadangan disaat minyak berada dibawah $30 per barrel. Pada awal pekan Investor masih akan terfokus pada prospek perkembangan dunia melawan krisis kesehatan dan langkah apa lagi yang dikeluarkan para pembuat kebijakan. Dari dalam negeri data indeks keyakinan konsumen dibulan Maret akan rilis menjadi tolak ukur konsumen dibulan mulainya wabah pandemic menyebar.