IHSG Kembali Turun Melemah

Oleh : Wiyanto | Kamis, 02 April 2020 - 07:47 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Lagi-lagi IHSG tidak mampu break out resistance Fibonacci Ratio 38.2% dikisaran 4590 percobaan yang ke 4 kali ini akan memberikan signal akhir dari pergerakan wave rebound dari level rendah 3910.

"Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak melanjutkan pelemahannya dengan rentang support resistance 4340-4590," kata analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi di Jakarta, Kamis (2/4/2020).

Sebelumnya, IHSG (-1.61%) ditutup turun 72.89 poin kelevel 4466 setelah sempat menguat lebih dari sepersen diawal sesi perdagangan. Pemangkasan yang cukup psimistis dilakukan pemerintah pada pertumbuhan GDP Indonesia ditahun krisis kesehatan pandemic coronavirus menjadi faktor utama pelemahan. Dimana Indonesia memangkas proyeksi pertumbuhan GDP menjadi 2.3% dari target sebelumnya 5.3% hal ini diiringi pelemahan data indeks kinerja manufaktur PMI Indonesia yang juga mengalami shock dengan turun kelevel kontraksi terendah sebesar 45.3. Dampak dari krisis kesehatan mulai terlihat dari penurunan aktifitas pada manufaktur ditengah anjuran sosial distancing dan work form home. Pemerintah memberikan sederet stimulus guna meminimalisir dampak dengan percematan kebijakan pajak PPH Badan yang turun menjadi 22% dan beberapa pengurangan biaya bagi pelaku bisnis. Investor asing melanjutkan aksi jual sebear 69.78 miliar rupiah.

Bursa Eropa ditutup turun dengan mayoritas lebih dari tiga persen diawal sesi perdagan bulan April. Indeks Eurostoxx (-3.40%), FTSE (-3.85%) dan DAX (-3.21%) turun setelah bursa Asia mayoritas melemah. Investor mengambil angka koronavirus Amerika yang memburuk dan menilai dampak pandemi terhadap laba dan dividen perusahaan. Sektor keuangan memimpin pelemahan di Eropa dan data kinerja Manufaktur PMI memberikan gambaran suram sejumlah negara di Eropa. Italia mengalami penurunan lebih dari 8 poin dari Indeks kinerja manufakturnya. Selanjutnya investor akan terus memantau pekembangan kasus pandemic di AS dan kebijakan-kebijakan lain dari pemberi kebijakan dalam memerangi dampak sistemik.