Pengembangan Infrastruktur Berdampak Positif Bagi PT Jababeka

Oleh : Herry Barus | Kamis, 30 Maret 2017 - 14:46 WIB

INDUSTRY.co.id - Kebijakan pemerintah menggenjot pengembangan infrastruktur akan berdampak positif bagi PT Jababeka Tbk (KIJA) dan mendatangkan banyak investor baru ke kawasan industri.

"Langkah pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur akan memberi stimulus kepada para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Kami optimis, meskipun ekonomi global belum pulih sepenuhnya, jumlah investor yang akan masuk ke Tanah Air semakin banyak," kata Direktur PT Jababeka, Sutedja S Darmono kepada awak media  di Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Sejak beroperasi pada 1989, kawasan industri Jababeka telah melayani 1.650 perusahaan lokal dan multinasional dengan total pekerja mencapai 730.000 orang.

"Rencana pengembangan jalan tol layang Cikampek, pembangunan kereta cepat, dan kereta ringan akan memudahkan akses transportasi investor yang berinvestasi di kawasan industri Jababeka," papar Sutedja.

Saat ini, lanjut Sutedja, kehadiran perusahaan-perusahaan besar seperti Mattel, Unilever, Samsung, L'Oreal, KAO, AkzoNobel, Kawan Lama telah berkontribusi meyakinkan investor baru untuk menanamkan modal di Indonesia.

"Pengembangan dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan progress yang sangat baik bagi kawasan industri Jababeka. Pembangunan infrastruktur menjadi kunci perkembangan kawasan industri Jababeka, apalagi infrastruktur dalam kawasan dikembangkan secara inhouse, seperti pembangkit listrik berdaya 130 megawatt (MW) yang dikelola oleh PT Bekasi Power, anak usaha PT Jababeka," ujarnya.

Selain pembangkit listrik, Jababeka juga mengembangkan fasilitas logistik yang melayani kegiatan ekpor-impor selain distribusi domestik, yaitu Cikarang Dry Port.

Cikarang Dry Port merupakan yang pertama dan satu-satunya Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) di Indonesia, yang memungkinkan aktivitas bea cukai ekspor dan impor dapat diselesaikan dalam kawasan industri Jababeka.

Sukses mengembangkan Kota Jababeka sebagai kota baru yang mandiri, yang mampu menjadi pemicu pergerakan ekonomi setempat. Kesuksesan inipun akan dilanjutkan dengan visi dan misi membangun 100 kota baru di Indonesia.

Lebih dari dua dekade silam, kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi lebih banyak dikenal sebagai kawasan penghasil batu bata. Puluhan lubang galian tanah untuk bahan baku batu bata, serta gubuk-gubuk produksi dan tempat pembakaran menjadi pemandangan lazim jika kita melintas di kawasan Cikarang, khususnya jika melakukan perjalanan dengan menggunakan kereta api dari arah Timur pulau Jawa.

Kini tak lagi galian bahan baku batu bata yang terlihat, namun sebuah kawasan industri plus hunian yang terus menggerakkan perekonomian kawasan dan sekitarnya. Perubahan kawasan dengan nilai ekonomi yang rendah menjadi kawasan penggerak perekonomian daerah tersebut, bolehlah dikatakan merupakan hasil kerja PT Jababeka Tbk.

Sejak berdiri tahun 1989, PT Jababeka Tbk terus membangun reputasinya sebagai pengembang kawasan industri terdepan dan terpercaya. Alhasil, Jababeka berhasil menjadi pengembang kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, dengan memiliki Kota Jababeka di Cikarang, Jawa Barat yang seluas 5,600 Ha, dan telah menjadi sebuah kota mandiri terintegrasi (full integrated township). Brand Jababekapun kini menjadi jaminan bagi para pemodal untuk menanamkan investasinya.

Adalah SD Darmono yang sangat berperan dan memiliki jasa besar melahirkan hingga membesarkan Jababeka menjadi seperti sekarang. Chairman dan Founder Jababeka tersebut kini tengah mengejar visi pengembangan 100 kota baru di seluruh Indonesia.

Menurut Darmono, Untuk mewujudkan visi tersebut, kemitraan menjadi sangatlah penting, menjadi Key Factor bagi suksesnya pengembangan suatu kota. Karena pengembangan kawasan adalah suatu hal yang sangat sulit karena sifatnya jangka panjang, penuh risiko dan padat modal.

28 tahun yang lalu bentuk usaha Jababeka adalah usaha Gotong Royong atau Arisan. Dimulai dari 21 pemegang saham. Dan sampai sekarang masih demikian apalagi sebagai perusahaan publik, pemegang sahamnya puluhan ribu orang, ujarnya kepada INDUSTRY.co.id di Jakarta beberapa waktu lalu.