Industri Otomotif Dilema, Ongkos Produksi Mahal, Pembeli Sepi

Oleh : Ridwan | Kamis, 26 Maret 2020 - 15:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Industri otomotif dalam negeri saat ini berhadapan dengan situasi yang sulit. Pertama, bahan baku untuk produksi terhambat karena adanya pengetatan distribusi dari China. Kedua, wabah virus corona yang makin meluas membuat ekonomi Indonesia lumpuh. 

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Johnny Darmawan Danusasmita menjelaskan, persoalan bahan baku produksi seret telah berlangsung sejak bulan Januari lalu. Ia mengatakan, jika kondisi seperti ini berlangsung hingga pertengahan April, maka produksi mobil dalam negeri akan terpangkas. 

"Kalau sampai akhir Maret pertengahan April (bahan baku sulit), bisa problem. Karena komponen enggak ada (menipis)," kata Johnny dilansir Kumparan, Kamis (26/3/2020). 

Bahkan Johnny memproyeksikan produksi mobil tahun ini turun menjadi 700 ribu unit dibanding tahun-tahun sebelumnya yang di atas 1 juta unit. Penurunan produksi ini juga dipicu pelemahan rupiah yang berada di level Rp 16.000 per dolar AS hingga akhir tahun. Pelemahan rupiah akan meningkatkan biaya produksi mobil. 

"Sekarang mungkin 700 ribu (unit mobil) aja udah bagus melihat situasi seperti ini enggak selesai (hingga akhir tahun)," jelasnya. 

Melihat dari sisi penjualan, Johnny berpendapat, dalam situasi seperti ini masyarakat cenderung tidak memikirkan membeli mobil. Artinya, dari industri otomotif saat ini dalam kondisi dilema. Produksi yang mahal dan pembeli yang sepi. 

Sementara itu, Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto menambahkan, produksi mobil tahun ini akan menurun. Hal ini disebabkan wabah virus corona dan pelemahan rupiah yang terjadi. Sementara itu dari sisi penjualan ia pun mengakui akan ada penurunan.  

"Sudah pasti ada penurunan penjualan dan produksi," katanya.