Penjualan Anjlok, Industri TPT Dihantui Bayang-bayang PHK

Oleh : Ridwan | Senin, 23 Maret 2020 - 17:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Mewabahnya Covid-19 di Indonesia ikut berimbas terhadap industri tekstil dan produk tekstil  (TPT). Semenjak virus tersebut mewabah di Indonesia, penjualan produk TPT mengalami penurunan yang sangat signifikan.

Namun hingga kini, pelaku industri TPT masih berupaya untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.

"Permintaan anjlok, sangat tajam. Sejumlah komitmen permintaan yang sedang berjalan ditunda, bahkan dibatalkan," kaya Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa dalam telekonferensi, Senin (23/3/2020).

Menurutnya, kondisi yang tidak menggembirakan ini akan memberi dampak terhadap utilisasi industri. Lalu secara stimulan hal itu akan turut berdampak pada produktivitas dan siklus ekonomi industri TPT dalam negeri.

Lebih lanjut, Jemmy memastikan bahwa industri pertekstilan di dalam negeri masih beroperasi secara penuh. Belum ada opsi PHK karyawan imbas virus corona.

"Memang PHK ini sangat dilematis dan kita sebagai anggota API sangat hindari terjadinya PHK. Sampai hari ini masih jalan full. Tapi mungkin kita ini tiap minggu, tiap hari perubahannya juga cukup cepat. Kita lihat juga pangsa market dalam negerinya sampai sejauh mana," ujarnya.

Pihaknya pun terus mengamati kemampuan para pelaku industri TPT khususnya yang berada di bawah asosiasi.

"Ya ini kita lihat sejauh mana kemampuan teman-teman, stoknya gimana, cash flow-nya gimana," tutur Jemmy.

Sebelumnya, Ketua API Jawa Barat Chandra Setiawan mengatakan hal yang sama. Dikatakan Chandra, disaat Covid-19 ini mulai mewabah di Indonesia, market sizenya mengkerut sangat drastis.

Chandra berharap disaat kritis seperti sekarang ini, negara bersikap semakin melindungi pasar dalam negeri demu kepentingan nasional (nasional's interest) seperti yabg telah dilakukan okeh negara lain selama ini.

"Kurangi ketergantungan kita terhadap negara lain dengan cara fokus kepada integrasi setiap industri dari hulu ke hilir, substitusi impor dan cipta lapangan kerja di negara kita sendiri," tutup Chandra.