Laba Pelita Samudera Shipping Tumbuh 44 Persen pada 2019

Oleh : Abraham Sihombing | Senin, 23 Maret 2020 - 11:19 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Emiten perusahaan pelayaran PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) membukukan laba bersih USD11,3 juta yang telah diaudit pada 2019, atau tumbuh 44 persen dibandingkan realisasi laba bersih pada tahun sebelumnya sebesar USD7,9 juta.

Itu adalah laba bersih PSSI di luar penjualan satu unit fasilitas muatan apung (Floating Loading Facility/FLF) senilai USD7,6 juta pada 2018 dan keuntungannya baru dapat dibukukan pada 2019 sebesar USD2 juta. Dengan demikian, perseroan membukukan laba bersih 2019 yang telah diaudit sebesar USD13,3 juta dengan marjin laba bersih 18 persen.

Pertumbuhan laba perseroan pada 2019 ditopang oleh peningkatan pendapatan usaha sebesar 19 persen menjadi USD75,3 juta dibandingkan pada 2018 yang tercatat sebesar USD63,5 juta. Peningkatan itu didorong oleh keberhasilan PSSI meningkatkan tarif muatan apung dan pengangkutan sebesar 31,2 persen manjadi USD2,49 per ton dari USD1,90 per ton.

Apalagi kendati telah menjual satu unit FLF, perseroan masih berhasil meningkatkan utilisasi ketiga FLF lainnya pada 2019 sehingga pendapatan muatan apung dan pengangkutan naik 7 persen menjadi USD3,9 juta. Sementara, pendapatan sewa berjangka naik signifikan 304% menjadi USD9,9 juta dari USD2,4 juta pada 2018.

Sepanjang 2019, perseroan menambah empat unit kapal kargo curah (Mother Vessel/MV) sehingga perseroan kini memiliki enam unit MV yang meningkatkan kapasitas bobot mati kargo sebesar 277 persen dari 63.000 ton menjadi 237.500 ton.

Adapun penambahan tiga unit kapal tunda dan tongkang meningkatkan total armada perseroan menjadi 87 unit hingga akhir 2019, itu termasuk tiga unit FLF, sehingga total kapasitas angkutan menjadi 546.100 ton, naik 55% dibandingkan pada 2018 sebesar 352.500 ton.

Kendati harga batubara thermal kini cukup menantang, tetapi perseroan mampu mencapai volume angkutan sebesar 30,2 juta ton, atau mencapai sekitar 96 persen dari target setahun penuh sebesar 31,5 juta ton. Segmen MV mengalami lonjakan kenaikan 277 persen menjadi 1,1 juta ton pada 2019 dibandingkan pada 2018 sebesar 280.200 ton.

Ditengah tantangan pandemi Covid-19, perseroan tanggap terhadap Perencanaan Kontinuitas (Business Continuity Plan). Karena itu, perseroan memastikan bisnis inti dan kesinambungan operasi tetap terjaga dengan terus melakukan tindakan pencegahan dan eksekusi strategi yang tepat untuk kelangsungan bisnis. (Abraham Sihombing)