Curhat Pemilik Kedai Kopi: Makin Sepi, Hancur Gegara Corona

Oleh : Ridwan | Kamis, 19 Maret 2020 - 12:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Bekasi - Semakin meluasnya penyebaran virus corona di Indonesia membuat sejumlah tempat perbelanjaan (Mal) terlihat sepi pengunjung. Kondisi ini membuat sejumlah penyewa toko di mal alias tenant mengaku merugi karena wabah virus corona di dalam negeri.

Kerugian ini dirasakan oleh salah satu kedai kopi yang berada di sebuah mal di kawasan Bekasi, Jawa Barat. "Berat kalau kondisinya seperti ini terus, sepi banget," kata pemilik Kedai Kopi di salah satu mal di Bekasi kepada Industry,co,id(19/3/2020).

Menurutnya, sejak seminggu belakangan omset penjualan di kedai kopi-nya tersebut terus mengamali penurunan. "Semakin merosot omsetnya setiap hari, hampir 75%," teragnya.

Meski begitu, ia beserta seluruh tim terus berupaya berinovasi demi menarik pelanggan untk mampir dan berbelanja di kedai kopinya. "Kami engga putus asa, promo-promo sudah kami buat agar lebih menarik lagi. Ini upaya kami agar tetap dapat bisa mencapai target omset yang telah ditetapkan," katanya.

Ia berharap agar penyebaran virus corona ini bisa segera teratasi, sehingga kegiatan di luar rumah khususnya di pusat perbelanjaan bisa kembali normal seperti biasanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia ( Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengaku toko-toko di mal mengalami penurunan pengunjung dan pendapatan yang sangat besar. Utamanya, mal-mal di DKI Jakarta. Pasalnya, jumlah kasus penularan virus corona cukup tinggi di ibu kota.

"Iya yang di DKI (Jakarta) terutama, memang mengalami penurunan sangat besar. Baik penurunan pengunjung dan pendapatan," ungkap Budihardjo kepada detikcom, Rabu (18/3/2020).

Dia mengaku rata-rata omzet harian toko di mall turun drastis hingga 50%. Bahkan, dia mendapatkan laporan dari anggotanya ada salon di salah satu mall besar di Jakarta mengalami penurunan pendapatan hingga 80%. Salon itu hanya mendapatkan satu pengunjung selama sehari penuh.

"Omzet aja ya bisa turun 50%, bahkan salon itu cuma 80%. Ada yang cuma sehari cuma satu orang potong rambut di salah satu mal yang besar," kata Budihardjo.