500 Perusahaan Jerman Batal Investasi di China, RI Siap Buka Pintu

Oleh : Ridwan | Kamis, 12 Maret 2020 - 11:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menegaskan ada kesempatan yang terbuka lebar bagi investasi di Indonesia di tengah virus corona yang mewabah di dunia.

Virus yang berasal dari Wuhan China itu membuat sebanyak 500 perusahaan Jerman batal berinvestasi di China.

"Tapi di tengah permasalahan ini, ada peluang buat Indonesia dari segi investasi karena sekarang banyak negara tidak bisa menempatkan semuanya dalam satu basket, yakni China," kata Rosan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta (11/3/2020).

"Kita dapat masukkan juga dari 500 perusahaan Jerman, 1/4 akan ke Asia. Ini yang akan kita rebut. Ini kesempatan bagi kita menarik investasi masuk," tegas bos Recapital Group tersebut.

Rosan mengatakan dari ratusan perusahaan Jerman tersebut awalnya mau masuk berinvestasi di China, lalu batalkan untuk pindah ke Asia.

"Tadinya begitu banyak konsentrasi ke China, mereka harus mempunyai concern di negara-negara lain di Asia," katanya.


Dia mengatakan soal investasi ini, pekerjaan rumah saat ini ialah kendala regulasi dan perizinan. Keduanya ini tengah diupayakan untuk diselesaikan dengan adanya RUU Omnibus Law. 

Rosan menegaskan badai corona yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi sebuah negara ini juga terjadi secara global. 

"Memang sekarang tantangannya masih besar karena perlambatan ekonomi, tapi semua negara menghadapi hal yang sama. Bahkan Jepang dan Italia proyeksi pertumbuhan ekonomi mereka minus. Kalau dilihat kita relatif [pertumbuhan RI] di bawah 5 persen," kata Rosan.

Sebab itu, dia menegaskan Indonesia perlu menjaga daya saing dan mendorong reformasi struktural demi menopang masuknya aliran investasi langsung dari luar. 


Guna menarik investasi asing ini, Rosan pun menegaskan kesiapan tak hanya dari pemerintah, tapi juga dari pihak swasta menjadi sangat diharapkan.

"Ada kebijakan stimulus pemerintah, menjaga cashflow terutama UMKM. Pariwisata terdampak langsung. Banyak juga restoran, UMKM ini akan diberikan stimulus kebijakan fiskal atau moneter. Ini bisa dalam bentuk 6 bulan disediakan pendanaan cukup signifikan, pembayaran cicilan setelah 6 bulan," katanya.

"Kami juga ajukan usulan bagaimana pemotongan pajak pegawai ditunda dulu sehingga membantu daya beli. Kami ajukan usulan PPh 25, corporate tax bisa ditangguhkan selama 6 bulan."

"Kita harus jaga perusahaan ini dan harus bisa antisipasi. Intinya melakukan kesediaan pangan menyambut lebaran no problem at all. Kita sudah dapat laporan dari asosiasi. Jadi tak perlu memborong berlebihan. Aman semua untuk barang termasuk dalam hadapi bulan puasa, bulan Ramadhan," jelas Rosan.