Pemerintah Targetkan Bauran EBT 23 persen di 2025 dengan investasi Industri senilai USD 17,8 Miliar

Oleh : Candra Mata | Selasa, 10 Maret 2020 - 07:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pemerintah terus berfokus untuk meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan di Indonesia dengan menargetkan bauran energi sebesar 23% pada tahun 2025.

Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM, Harris dalam acara Indonesia-Norwegia Renewable Energy Workshop 2020 di Jakarta, Senin (9/3).

Haris mengatakan, peningkatan bauran energi tersebut dilakukan melalui peningkatan peran EBT dari panas bumi, hidro, biomassa, tenaga surya, dan angin.

"Saat ini, porsi dari bauran Energi Baru Terbarukan 12,36% untuk pembangkit listrik, atau daya pembangkit sekitar 10,3 GW," ungkap Haris 

Untuk mengejar target bauran energi baru terbarukan, Harris menjelaskan bahwa Pemerintah mempertimbangkan untuk menciptakan pasar baru dalam pengembangan EBT, yaitu dengan mengembangkan economic-maritime di pulau kecil dengan memanfaatkan sistem pembangkit listrik hybrid dari energi surya dan angin dengan baterai dan biomassa. 

"Ditargetkan investasi Energi Terbarukan (angin, matahari, PV, hidro, Bioenergi, dan Panas Bumi) sekitar USD 17,8 Miliar dari tahun 2020 hingga 2024, dengan total kapasitas terpasang yang direncanakan adalah 9.050,3 MW, jelasnya. 

Selain itu, pemerintah juga akan mengintegrasikan pembangkit tenaga surya tidak hanya untuk rumah tangga, melainkan juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal di industri perikanan dengan membangun cold storage.

Upaya lain, menurut Haris yang dilakukan adalah pengembangan pembangkit listrik tenaga air. 

Pengembangan proyek energi hidro akan disinergikan dengan pengembangan industri strategis, seperti industri mineral termasuk industri peleburan serta industri terkait hilir. 

"Kami akan mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga air Kayan yang memiliki total kapasitas sekitar 9000 MW yang terintegrasi dengan kawasan industri yang strategis dan juga untuk mendukung pasokan listrik untuk ibukota baru Indonesia di Kalimantan Timur," pungkasnya.