Menjanjikan, Ini Pengalaman Naufal Muhadzib Rafif dan Mochamad Hidayat Pekerja Industri Perkapalan Digaji 200 ribu yen per bulan di Jepang

Oleh : Candra Mata | Rabu, 04 Maret 2020 - 10:20 WIB

INDUSTRY co.idJakarta, Bisnis industri perkapalan atau galangan kapal di Indonesia dinilai masih prospektif. 

Apalagi, industri tersebut merupakan salah satu sektor yang strategis dan mempunyai peran vital bagi pendorong roda perekonomian nasional. 

Selain itu, guna mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Dilansir dari data Kementerian Peeindusterian, industri perkapalan nasional sudah mencapai beberapa kemajuan, di antaranya peningkatan jumlah galangan kapal menjadi lebih dari 250 perusahaan dengan kapasitas produksi yang mencapai sekitar 1 juta DWT per tahun untuk bangunan baru dan hingga 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.

Naufal Muhadzib Rafif, salah satu lulusan Teknik Perkapalan Universitas Indonesia yang termasuk dalam 11 peserta program tenaga kerja terlatih (skilled worker) industri perkapalan dari Kementerian Perindusterian, memberikan apresiasi kepada Kemenperin yang menginisiasi program tersebut. 

“Ini menjadi pengalaman menarik buat saya, karena bisa belajar lebih dalam lagi mengenai teknik atau mesin perkapalan di Jepang,” ucapnya dijakarta beberapa waktu lalu. 

Naufal berkeinginan, setelah nanti mendapat pengalaman berharga di Jepang, dirinya akan melakukan transfer knowledge bagi para pekerja industri perkapalan di Indonesia. 

“Jadi, kami akan bisa berkontribusi untuk kebutuhan di dalam negeri. Bahkan, diharapkan bisa berupaya menarik investasi,” ujar Naufal.

Hal senada disampaikan oleh Mochamad Hidayat selaku lulusan Teknik Sistem Perkapalan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, bahwa dirinya juga siap membangun industri perkapalan di Indonesia setelah mendapat pengalaman kerja di Jepang. 

“Di Jepang, kami mengalami proses produksi yang cukup tinggi,” ungkapnya.

Menariknya, para fresh graduate tersebut memperoleh upah selama proses magang dan akan mendapat gaji yang cukup tinggi setelah bekerja. 

“Ketika magang, kami mendapat 3000 yen per bulan. Ketika nanti kerja, kami akan mendapat gaji sekitar 200 ribu yen per bulan atau Rp25 juta,” ungkap Naufal.

Sedangkan untuk kerja sama industri, para duta ini diharapkan Pemerintah dapat menjadi jembatan informasi bagi industri perkapalan di Jepang. 

Terkait kemampuan dan pasar industri maritim di Indonesia untuk dapat melakukan kerja sama pembangunan kapal ataupun investasi pembangunan produk komponen kapal di Indonesia. 

Ke depan Pemerintah, akan kembangkan skema-skema lain yang pada hilirnya adalah untuk kemajuan industri perkapalan di Indonesia.