Ciptakan Tenaga Kerja Terampil, Kemenperin Jajaki Kerjasama Vokasi Industri Dengan Singapura

Oleh : Hariyanto | Minggu, 26 Maret 2017 - 13:29 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian tengah menjajaki kerja sama dengan institusi pendidikan di Singapura untuk mengembangkan program pendidikan vokasi industri yang efektif di Indonesia.

Terobosan ini akan diterapkan di dalam kurikulum sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan pola dual system, sehingga dapat menghasilkan tenaga kerja terampil yang sesuai kebutuhan sektor industri.

“Kita memerlukan hasil yang cepat dan tepat untuk mencetak sumber daya manusia industri. Maka kami susun program link and match antara SMK dengan industri serta mendirikan sekolah-sekolah baru dengan desain khusus,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam kunjungannya menemui Minister for Education (Higher Education and Skills) Singapura Ong Ye Kung di kampus Institute of Technical Education (ITE), Singapura, Jumat (24/3/2017).

Menperin menyampaikan, bentuk kerja sama potensial kedua negara yang akan dilakukan antara lain pengembangan sistem pendidikan vokasi dengan konsep dual system, yakni pendekatan pendidikan yang tidak hanya belajar teori, tetapi juga lebih menekankan pada praktek lapangan.

Selain itu, perluasan akses dan kesempatan bagi pelajar Indonesia untuk pemagangan pada perusahaan industri di Singapura.

”Kami juga akan memfasilitasi peningkatan kapasitas bagi penyelenggara pendidikan vokasi melalui workshop, seminar, pelatihan teknis dan magang industri, pembentukan master trainer bidang vokasi industri, penyesuaian dan penyetaraan standar kualifikasi tenaga kerja industri serta pengembangan fasilitas dan teknologi pembelajaran pendidikan vokasi,” papar Airlangga.

Terkait strategi tersebut, Menperin berencana mengadaptasi modul-modul yang digunakan di lembaga pendidikan vokasi Singapura seperti ITE.

“Kami juga sudah sampaikan kepada Menteri Ong, bahwa kita ingin belajar dari modul pendidikan di sini yang memberikan pelatihan untuk berbagai jenis keterampilan serta mengirimkan para trainer kami untuk belajar di Singapura,” tuturnya.

Selain mengirimkan trainer, Menperin juga mengharapkan pertukaran pelajar dalam program pemagangan di industri.

Sementara itu, Chief Executive Officer ITE Bruce Poh menyambut positif rencana kolaborasi yang dipaparkan Menperin. Institusinya selama ini memberikan jasa konsultasi, khususnya mengenai program pendidikan vokasi.

“Kerja sama antara industri dan pendidikan merupakan peluang besar dan hal tersebut menjadi tujuan dari pelatihan yang kami berikan,” ujarnya.

Lembaga tersebut juga memiliki ITE Education Services yang bertindak sebagai konsultan mengenai Technical Vocational Education and Training (TVET).