Penelitian Observasional Nebivolol Pada Pasien Asia, Menunjukkan Hasil yang Efektif

Oleh : Krishna Anindyo | Senin, 24 Februari 2020 - 21:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Untuk meningkatkan kesadaran terkait penanganan hipertensi, Menarini Indonesia merilis hasil penelitian BENEFIT, yang dilakukan bersama dengan sebuah tim peneliti. Hasil penelitian ini dirilis dalam sebuah acara media yang digelar bersama dengan Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Perhi).

Penelitian observasional nebivolol sesuai kondisi praktik dokter sehari-hari yang dilakukan terhadap 3.011 pasien hipertensi di Korea. Penelitian ini memperlihatkan bahwa penggunaan nebivolol setiap hari efektif dan dapat membantu mengontrol tekanan darah dengan lebih baik.

Stroke, penyakit jantung dan penyakit ginjal memiliki faktor risiko yang sama – tekanan darah tinggi. Di dunia, satu dari empat orang dewasa memiliki hipertensi, dan jumlah penderita hipertensi di Asia Pasifik mencapai 65% dari total populasi dunia. Lebih dari tiga perempat kenaikan prevalensi hipertensi di Asia disebabkan oleh pertumbuhan populasi dan penuaan, serta pengaruh gaya hidup yang tidak sehat.

WHO memperkirakan di Indonesia, persentase jumlah orang dewasa yang memiliki peningkatan tekanan darah meningkat dari 8% pada 1995 menjadi 32% pada 2008. Riset Kesehatan Dasar - RISKESDAS 2018 memperlihatkan prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1%, yang mengindikasikan adanya peningkatan penyakit kronis ini di Indonesia. 

Penanganan hipertensi mengharuskan pasien menjalani pengobatan yang direkomendasikan, dan ini pada akhirnya akan bergantung pada efektivitas dan tolerabilitas obat yang digunakan.Meski nebivolol sudah terbukti efektif untuk penanganan pasien hipertensi, penelitian BENEFIT menunjukkan hasil yang sama efektifnya sebagai penelitian yang pertama kalinya dilakukan pada pasien Asia dalam jumlah yang besar.

Selain itu, dibandingkan dengan penghambat beta (beta-blocker) generasi sebelumnya, nebivolol memiliki profil efek samping yang lebih baik, termasuk efek yang tidak diharapkan terkait fungsi seksual. Kedua sifat ini, yaitu tingkat efektivitas dan tolerabilitas, berperan penting agar pasien benar-benar mau mematuhi penanganan hipertensi yang dianjurkan.

“Penelitian ini dirilis di waktu yang tepat untuk membantu para dokter menangani pasien hipertensi di Indonesia,” ujar dr. Erwinanto dari Perhi.

Reinhard Ehrenberger, Presiden Direktur, Menarini Indonesia,

“Menarini Indonesia berkomitmen melayani kebutuhan pasien di Asia yang masih belum terpenuhi saat ini dan di masa depan. Komitmen ini mencakup identifikasi dan pengembangan solusi inovatif terkait kesehatan, sambil terus mendukung penelitian baru. Dengan berbagi hasil penelitian BENEFIT ini kepada masyarakat luas, kami berharap bisa membantu para dokter di Indonesia dalam melayani pasien dengan memberikan mereka akses terhadap riset dan pengetahuan terbaru. Penelitian ini juga sejalan dengan panduan hipertensi ESC/ESH 2018 yang merekomendasikan penghambat beta dalam penanganan hipertensi.”