2020, Perum Jamkrindo Bidik Pertumbuhan 13, 5 Persen

Oleh : Wiyanto | Kamis, 20 Februari 2020 - 15:49 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Perum Jamkrindo memandang 2020 merupakan tahun penuh tantangan. Target volume penjaminan sekitar 13, 5 persen.

Direktur Utama Perum Jamkrindo, Randi Anto optimistis bahwa Jamkrindo bisa mencapai target yang sudah ditetapkan.

"Untuk mencapai target tersebut, beberapa hal dilakukan antara lain memperkuat portofolio produk existing dan baru, memperkuat Sinergi BUMN, melakukan penjaminan yang berorientasi pada profitabilitas, serta memperkuat dan mengembangkan jejaring kemitraan," kata dia di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Menurut dia, target volume penjaminan Jamkrindo adalah Rp 231,5 triliun, tumbuh 13,5 persen dari realisasi tahun 2018. Adapun rincian penjaminan KUR Rp 95 triliun dan penjaminan non-KUR Rp 136,5 triliun.

”Kami optimistis bisa mencapai target tersebut,” ujar Randi.

2019, Perum Jamkrindo mencatatkan laba sebelum pajak pada tahun buku 2019 sebesar Rp 765,71 miliar, tumbuh 51 persen dari laba tahun 2018 sebesar Rp 508,28 miliar. Pertumbuhan laba mencerminkan kinerja bisnis yang solid dan prospek yang masih bagus. Sebagai perusahaan penjaminan terbesar di Indonesia, Perum Jamkrindo juga berhasil menutup tahun 2019 dengan kinerja positif dari sisi volume penjaminan.

Volume penjaminan mencapai Rp 203,99 triliun, meningkat 17 persen (yoy) dari realisasi volume penjaminan tahun 2018 sebesar Rp 174,74 triliun. Volume penjaminan tersebut terdiri dari volume penjaminan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 59,01 triliun dan penjaminan non KUR Rp 144,98 triliun.

Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto mengatakan, beberapa sektor yang menggerakkan motor pertumbuhan penjaminan tahun ini adalah sektor produksi, jasa perdagangan, konstruksi, dan usaha non-produktif. Lebih lanjut, Randi mengatakan penjaminan di sektor produksi didorong melalui KUR dan kredit komersial lainnya. Selanjutnya, penjaminan di sektor jasa dan perdagangan digerakkan oleh penjaminan kredit ritel komersial, penjaminan kredit super mikro, kredit program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), serta Kredit Ultra Mikro (UMi).

”Penjaminan di sektor konstruksi didorong oleh suretyship dan kontra bank garansi dan usaha non-produktif tahun ini masih didorong oleh penyaluran FLPP dan pinjaman multiguna,” ujar Randi Anto.