Kemenperin Bina Warga Lapas IIA Slawi Jadi Wirausaha Sarung Goyor

Oleh : Ridwan | Kamis, 20 Februari 2020 - 10:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Tegal - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus konsisten menciptakan wirausaha baru, tak terkecuali di lingkungan lembaga pemasyarakatan. Salah satunya dengan melaksanakan program Bimbingan Teknis IKM Sarung Goyor di Lapas kelas IIA Slawi.

Hal ini sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman antara Kementerian Perindustrian dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

"Tujuan dari kerjasama ini adalah meningkatkan keterampilan dan kreativitas warga binaan pemasyarakatan dalam menghasilkan karya produktif yang memiliki nilai tinggi serta mendorong upaya untuk mempromosikan dan memasarkan produk tersebut," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Kab.Tegal, Jawa Tengah (19/2/2020).

Gati menjelaskan, pihaknya melihat potensi dan peluang bisnis yang bisa dihasilkan dari pembuatan sarung Goyar dan mendukung upaya kerjasama antara pihak Lapas dengan IKM Sarung Goyor, khususnya untuk pemanfaatan tenaga kerja dan pemasaran produk barang jadi.

"Kerjasama tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia serta kualitas dan daya saing produk IKM melalui Bimbingan Teknis Pengembangan Wirusaha Baru IKM sarung Goyor yang kita laksanakan mulai hari ini selama 7 hari ke depan," jelasnya.

Kegiatan Bimbingan Teknis Pengembangan Wirausaha Baru IKM Sarung Goyor ini dikuti oleh 30 orang peserta yang merupakan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Slawi. Dalam pelaksanaan Bimtek ini, Kemenperin mendorong terbentuknya perjanjian kerjasama antara Lapas Kelas IIA Slawi dengan IKM Fahaltex. Pihak Lapas akan menyediakan tenaga kerja dan fasilitas yang tersedia di dalam Lapas.

Sementara pihak IKM Fahaltex akan memberikan fasilitas berupa bahan baku, mesin dan peralatan tenun, serta pemasaran hasil produksi warga binaan Lapas.

"Kerjasama ini diharapkan dapat berlanjut untuk kedepannya sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan kegiatan kerja warga binaan Lapas," tambah Gati.

Gati menjelaskan, Bimtek ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, khususnya keterampilan menenun Sarung Goyor kepada para warga binaan Lapas Kelas IIA Slawi.

Dirjen IKMA mengharapkan para peserta dapat memiliki keterampilan dan kemampuan yang baik dalam proses produksi pembuatan Sarung Goyor menjadi produk tenun unggulan yang berkualitas ekspor.

Menurut data BPS tahun 2020, Industri tenun Indonesia didominasi olch industri kecil dan menengah yang tersebar di 430 sentra IKM tenun di hampir seluruh wilayah nusantara. Kinerja ekspor komoditi tenun pada tahun 2019 mencapai USȘ 1.03 juta dengan negara tujuan ekspor adalah Bangladesh, Belanda, dan Uni Emirates Arab.

Sarung Goyor adalah salah satu produk tenun dari Kabupaten Tegal yang mempunyai kualitas unggulan dan menarik banyak peminat, baik dari dalam maupun iuar negeri. Sarung Goyor memiliki karakter kain yang halus dengan motif yang khas karena dibuat secara manual dengan proses penenunan yang rumit. Keunggulan tersebut membuat Sarung Goyor juga memiliki segmen pasar tersendiri, termasuk konsumen yang berasal dari negara-negara Timur Tengah.

"Hal ini menunjukkan potensi Sarung Goyor yang perlu kita kembangkan," tambahnya.

Diharapkan setelah mengikuti bimbingan teknis ini, para peserta dapat memanfaatkan ilmu yang telah didapat sebagai bekal menjadi wirausaha baru setelah menyelesaikan masa tahanannya.