Kemenperin Kembali Cetak Santripreneur di Tiga Pondok Pesantren di Tangerang, Banten

Oleh : Ridwan | Selasa, 18 Februari 2020 - 14:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Perindustrian melalui Direktorat  Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) semakin gencar mencetak wirausaha baru di lingkungan Pondok Pesantren ( Ponpes) melalui program Santripreneur.

Santripreneur merupakan program untuk mencetak wirausaha dari lingkungan pondok pesantren (ponpes) agar dapat turut mendorong roda perekonomian nasional. Melalui program ini, para santri dibekali pengetahuan, motivasi kewirausahaan, serta pelatihan produksi industri.

"Perdana pada tahun ini, Ditjen IKMA melanjutkan program Santripreneur melalui Program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM Berbasis Pondok Pesantren dalam bentuk bimbingan teknis serta fasilitasi mesin dan peralatan kepada Pondok Pesantren Madinatunnajah, Pondok Pesantren Al Fathaniyah dan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah di Provinsi Banten," kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih di Tangerang, Selasa, (18/2)

Pembukaan kegiatan bimbingan teknis dilaksanakan di ICE BSD pada tanggal 18 Februari 2019 yang dihadiri 250 orang peserta yang berasal dari para santri dan pengurus Pondok Pesantren Madinatunnajah, Pondok Pesantren Al Fathaniyah dan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah. 

"Ketiga ponpes ini telah mengajukan proposal dan akan diberikan Bimbingan Teknis Wirausaha IKM Pengolahan Roti untuk Ponpes Maditunnajah dan Ponpes Al-Fathaniyah, serta Bimbingan Teknis dan Fasilitasi Mesin/ Peralatan Perbengkelan Roda Dua di Ponpes Riyadlul Jannah Kresek Kabupaten Tangerang," jelas Gati 
 
Menurut Gati, wirausaha memegang peranan penting dalam menyokong pertumbuhan ekonomi nasional, mulai dari menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan nasional, menciptakan nilai tambah barang dan jasa, mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, serta terciptanya masyarakat adil dan makmur.

Berdasarkan data Global Entrepreneurship Index 2018, Indonesia saat ini berada di peringkat 94 dalam hal kewirausahaan diantara 137 negara atau di peringkat 16 diantara negara-negara Asia Pasifik.

"Kami terus laksanakan pogram ini untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren dan menumbuh kembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri," tambahnya.  

Sejak tahun 2013, Ditjen IKMA telah membina sebanyak 46 pondok pesantren dengan lebih dari 8.628 orang santri melalui pelatihan produksi dan motivasi kewirausahaan. 

Adapun cakupan ruang lingkup pembinaanya adalah pelatihan produksi dan bantuan mesin/peralatan di bidang: olahan pangan & minuman (roti dan kopi); perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim & seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair.

"Untuk tahun ini, target kita 36 Pondok Pesantren di seluruh wilayah Indonesia. Ada di Kalimatan, Lampung hingga Banda Aceh," terangnya.

Bicara terkait anggaran, tambah Gati, pihaknya telah menyiapkan anggaran mencapai Rp10 miliar untuk program Santripreneur. "Satu Pondok Pesantren itu sekitar Rp500 jutaan, ya kalau dikalikan, setahun kurang lebih Rp10 miliar," tutur Gati.

Gati meyakini Upaya pemberdayaan para santri melalui program santripreneur ini akan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga turut memacu perekonomian nasional.