IHSG Akan Bergerak Melemah

Oleh : Wiyanto | Kamis, 13 Februari 2020 - 08:08 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Secara teknikal pergerakan IHSG break out level support setelah tidak mampu kembali diatas Moving Average 5 hari. Indikator RSI dan Stochastic berbalik jenuh negatif bergerak menguji area oversold.

"Sehingga kami perkirakan IHSG akan bergerak cenderung kembali melemah menguji support dengan rentang 5877-5961," kata analis Reliance Sekuritas Indonesia di Jakarta, Kamis (13/2/2020).

Saham-saham secara teknikal yang masih cukup menarik diantaranya; WSBP, SMGR, INDF, ICBP, UNVR, TLKM, PGAS, WSKT, SCMA, UNTR.

IHSG (-0,69%) turun 41,32 poin kelevel 5913,08 ditengah optimisme melanda bursa saham Asia. Saham-saham sektor konsumer (-2,44%) terhempas cukup dalam ditengah aksi korporasi perusahaan grup salim tidak sesuai ekspektasi pasar. Dimana perseroan menyatakan prosesnya masih sangat awal membuat saham ICBP (-6,32%) dan ICBP (-8,79%). Terlepas dari semua sentimen kasus pasar modal dan rush money meningkatkan kekhawatiran investor dalam negeri masih cenderung membayai hal ini pun yang membuat IHSG melemah disaat regional dan global menguat. Banyaknya institusi keuangan yang mulai mengalami penurunan portofolio aset ekuitasnya terkena dampak rembetan kasus-kasus sebelumnya masih menjadi faktor utama pelemahan IHSG. Rendahnya Credit Default Swap memberikan signal capital inflow yang masuk kepada Surat hutang lebih tinggi saat ini melihat imbal hasil yang relatif juga tinggi. Investor asing tercatat melakukan aksi beli sebesar 477,71 miliar rupiah.

Bursa Eropa membuka perdagangan pada zona hijau. Indeks Eurostoxx (+0,31%), FTSE (+0,23%) dan DAX (+0,53%) naik dengan perusahaan produsen mobil dan pertambangan memimpin penguatan. Minyak naik kembali di atas $ 50 per barel di New York dan bahan baku termasuk tembaga dan bijih besi naik, sementara obligasi di sebagian besar Eropa melacak Treasury lebih rendah, Emas dan yen juga tergelincir memberikan signal adanya perpindahan aset haven ke beresiko. Euro sedikit berubah pada $ 1,0921. Pound Inggris meningkat 0,2%. Selanjutnya investor akan mengalihkan perhatiannya kepada data persediaan minyak, Tingkat inflasi dan pekerja di AS. Dari dalam negeri investor masih akan memantau kondisi aksi jual investor pada aset berisiko dengan harapan kondusif dan menjadi alasan untuk bergerak rebound.