Trow House, Solusi Rumah di Lahan Memanjang

Oleh : Herry Barus | Senin, 10 Februari 2020 - 11:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-DELUTION, konsultan arsitektur dan desain interior yang berbasis di Jakarta, kembali merilis rumah dengan lahan yang terbatas. Selama 6 tahun eksistensinya, DELUTION selalu menghadirkan karya-karya yang unik dan ikonik.

Lahan yang terbatas bukan hambatan bagi DELUTION untuk mengakomodasi rumah sesuai dengan kebutuhan keluarga. Trow House (Triangle-Narrow) konsep rumah yang membuat banyaknya permainan ruang dalam desain untuk menembus keterbatasan lahan tersebut. Rumah yang berlokasi di daerah Tanjung Duren, Jakarta Barat ini dibangun diatas lebar lahan yang hanya 5,5m2.

“Konsep utama yang diterapkan pada Trow House adalah penerapan Top Ceiling Segitiga walaupun berada di lahan dengan lebar yang sempit. Konsep ini menciptakan langit-langit yang tinggi di dalam rumah sehingga dapat memaksimalkan sirukalsi udara yang baik. Dengan bentuk lahan yang cenderung memanjang, rumah ini didesain dengan permainan level lantai yang sekaligus menciptakan pemisah zona ruang yang tidak biasa. Menariknya, perbedaan level lantai ini sengaja didesain tidak terlalu ekstrem sehingga hubungan antar ruang tetap hangat dan tidak saling mengintimidasi. Rooftop garden juga dihadirkan untuk memaksimalkan pemanfaatan space yang dapat menciptakan kesejukan pada hunian ini, “ ujar Media & Public Relations DELUTIONDitya Raras Vidyani

Mengusung konsep yang unik di atas lebar lahan yang sempit, Chief Design Officer Hezby Ryandi, menjelaskan mengenai konsep Trow House ini. “Lahan dengan lebar muka yang sempit memang menjadi sebuah tantangan dalam desain rumah tinggal. Salah satunya adalah menciptakan sirkulasi udara yang baik. Dengan menciptakan langit-langit yang tinggi melalui Top Ceiling Segitiga serta menghadirkan banyak void di dalam rumah dapat memaksimalkan aliran udara” ujarnya.

Void yang dihadirkan dalam rumah ini tidak hanya berfungsi untuk sirkulasi udara, namun juga untuk menciptakan hubungan ruang yang lebih komunikatif. Void pertama menjadi akses view inner garden di lantai dasar yang dapat dinikmati dari kamar tidur tamu dan area kerja. Sedangkan void kedua, menjadi penghubung kamar tidur anak dan kamar tidur utama. Uniknya, void ini diaplikasikan berbeda dengan menghadirkan sebuah space yang floating dengan pemanfaatan jaring. Space ini diperuntukan untuk area bersantai atau menonton film favorit dengan bantuan projector.

Tidak hanya menyelesaikan isu lahan yang terbatas, desain ini juga berupaya menjawab keinginan klien perihal gaya desain yang cenderung memiliki bentuk atap serupa rumah konvesional pada umumnya. Arsitek kemudian menangkap gagasan tersebut dengan mengembangkan bentuk atap menjadi geometri segitiga yang dimodifikasi menjadi lebih kontemporer.