Indeks, Rupiah Diperkirakan Menguat Meski Ekonomi Tumbuh 5 Persen

Oleh : Herry Barus | Kamis, 06 Februari 2020 - 13:37 WIB

INDUSTRY.co.id -  Jakarta – Ditengah sejumlah ketidakpastian perekonomian global, yang mempengaruhi domestik, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5%, dibawah target asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019, namun pencapaian ini masih lebih baik dibanding pertumbuhan ekonomi di negara kawasan Asia Tenggara, menumbuhkan sentimen positip bagi pasar uang.

 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi tumbuh sebesar 4,97% pada kuartal empat 2019, sehingga produk domestik bruto (PDB) sepanjang 2019 tercatat sebesar 5,02%, dibawah target APBN yang ditetapkan sebesar 5,3%. Namun pelemahan ini tidak hanya terjadi di Indonesia karena negara tetangga lainnya juga mengalami hal yang sama.

 Malaysia hingga kuartal tiga 2019, membukukan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,4%, lebih rendah dari pencapaian kuartal sebelumnya yang mencapai 4,9%. Singapura bahkan mencatatkan pertumbuhan terendah sejak 2009, karena hanya tumbuh sebesar 0,7% pada 2019, bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada 2018, yang mampu tumbuh sebesar 3,1%.

 Hal yang sama juga dialami Thailand yang tumbuh sebesar 2,4% pada kuartal ketiga, membuat pemerintahnya memotong perkiraan pertumbuhan ekonomi menjadi 2,6% sepanjang 2019, dari perkiraan sebelumnya sekitar 2,7% - 3,2%. Filipina meski tumbuh sebesar 5,9% untuk keseluruhan tahun lalu, namun pencapaian itu dibawah target yang ditetapkan pemerintahnya sekitar 6% -6,5% untuk sepanjang 2019.

 ‘’Pertumbuhan ekonomi sesuai dengan ekspektasi pasar, sehingga tidak ada reaksi yang berlebihan dari pasar, bahkan pada penutupan perdagangan kemarin, terlihat ada bargain hunting dari investor yang menilai pencapaian ini cukup positif dibanding negara lainnya di Asia tenggara meski masih ada sentiment negatif dari geopolitik, ‘’ kata Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi.

 Aksi beli investor asing diimbangi dengan aksi wait and see dari investor lokal yang masih fokus terhadap isu domestik di pasar keuangan serta menanti laporan keuangan 2019 sejumlah emiten yang masih akan keluar. Trend indeks harga saham gabungan (IHSG) dan rupiah diperkirakan positif meski bergerak terbatas. Bahkan ada kecenderungan sentimen positif perlahan mulai mengalahkan sentimen negatif baik akibat isu-isu domestik maupun tekanan dari global, papar Wafi lebih lanjut.

 Dengan sentimen positif yang akan mewarnai pasar uang domestik, Bahana memperkirakan indeks akan berada pada kisaran 5.970 – 6.015, sedangkan rupiah diperkirakan berada pada range Rp 13.600 – Rp 13.750 sepanjang perdagangan hari ini.  

 Bank Indonesia memperkirakan kedepan perekonomian akan ditopang oleh peningkatan ekspor dan konsumsi rumah tangga, diikuti dengan tumbuhnya investasi setelah pemerintah membangun sejumlah infrastruktur serta rencana pemerintah untuk segera mengeluarkan Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja. Pemerintah menetapkan perkiraan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% dalam APBN 2020