Awal Pekan IHSG Cenderung Tertahan

Oleh : Wiyanto | Senin, 27 Januari 2020 - 07:58 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Secara teknikal IHSG masih terus terkonsolidasi diarea support line Moving Average 200 hari. Pola chart pada medium term membentuk pola double top apabila break out level neckline di kisaran 6200.

Indikator stochastic bergerak memang sudah cukup rendah berada pada area oversold dan berpotensi golden-cross apabila terjadi penguatan pada perdagangan selanjutnya.

"Sehingga secara teknikal kami memperkirakan IHSG bergerak cenderung kembali tertahan dengan support resistance 6200-6278," ujar analis Reliance Sekuritas Indonesia di Jakarta, Senin (27/1/2020).

Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya; JPFA, BBTN, BNGA, BNLI, AKRA, ANTM, WIKA, WSKT.

IHSG (-0.08%) kembali terkonsolidasi namun kali ini melemah 5.10 poin kelevel 6244.11 dengan saham-saham sektor Aneka industri (-1.16%) dan Pertanian (-1.16%) turun lebih dari sepersen. Ada dua faktor yang disinyalir menjadi penekan kedua sektor tersebut. Pertama harga CPO yang kembali melemah akibat hubungan perdagangan India dan Malaysia belum menemukan titik temu. Kedua penjualan sepeda motor turun dibawah ekpektasi sebesar 6.8% dibulan Desember 2019.

Meskipun demikian investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar 112.19 miliar rupiah dengan saham BMRI yang menjadi top net buy value setelah memaparkan kinerja keuangan 2019 yang berhasil mencetak laba bersih naik 9.9% dari tahun sebelumnya yang ditopang oleh penyaluran kredit yang naik 10.7% ditahun 2019.

Terbalik dengan bursa Asia. Bursa saham Eropa cenderung dibuka sangat optimis. Indeks Eurostoxx (+1.48%), FTSE (+1.42%) dan DAX (+1.39%) naik lebih dari sepersen. Saham-saham perbankan dan pertambangan memimpin penguatan di Eropa seiring rilisnya laporan keuangan yang cukup baik. Euro menahan penurunan Kamis di tengah saran dari para gubernur bank sentral bahwa mereka akan perlu mempertahankan pengaturan stimulus yang sangat longgar untuk masa mendatang guna merangsang pertumbuhan ekonomi yang saat ini tergolong masih cukup rendah.