Laba PP Properti Ditargetkan Rp346 Miliar pada 2020

Oleh : Abraham Sihombing | Selasa, 21 Januari 2020 - 11:13 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Laba PT PP Properti Tbk (PPRO), salah satu BUMN properti yang mencatatkan sahm-sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), ditargetkan sebesar Rp346 miliar pada 2020. Laba sebesar itu akan diterima perseroan setelah melakukan serahterima 15 proyek properti kepada para pembelinya pada tahun ini.

“Untuk menghasilkan laba sebesar itu, perseroan harus membukukan pendapatan dari pemasaran sebesar Rp3,19 triliun. Sebesar Rp2,27 triliun diantaranya telah diterima perseroan pada 2019 tetapi belum dapat dibukukan sebagai pendapatan karena produk properti yang dibeli konsumen belum diserahterimakan,” papar Taufik Hidayat, Direktur Utama PPRO, di Fairmont Hotel Senayan, Jakarta Selatan, Senin (20/10/2020) petang.

Taufik mengemukakan, dalam hal pencatatan pembukuan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 72, pendapatan yang diperoleh perusahaan properti belum dapat dibukukan sebagai pendapatan yang diperoleh pada tahun berjalan jika para konsumen properti belum menerima produk-produk properti yang dijual tersebut.

Dengan kondisi tersebut, demikian Taufik, maka pendapatan dari pemasaran baru agar dapat dicatatkan sebagai pendapatan perseroan perusahaan pada 2020 ini ditargetkan sebesar Rp821 miliar.

“Akan tetapi kami juga akan terus menjaga kelangsungan bisnis perseroan untuk tahun-tahun berikutnya, sehingga kami akan mencoba menangkap peluang pendapatan pemasaran pada tahun ini sebesar Rp3,8 triliun, di mana sebesar Rp2,9 triliun akan diserahkan untuk tahun berikutnya,” ujar Taufik.

Taufik menuturkan, perseroan pada 2019 lalu lebih banyak memfokuskan bisnisnya di luar negeri ketimbang lokal. Itu karena adanya masa-masa Pemilihan Presiden (PilPres) yang membuat kondisi berbisnis kurang kondusif karena perhatian para pelaku pasar cenderung untuk memantau jalannya pilpres tersebut.

“Pada 2020 ini, kondisi sudah lebih baik karena Pilpres sudah selesai. Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan berupa berbagai kemudahan peraturan di bidang perpajakan dan bunga perbankan. Itu adalah insentif dari pemerintah pasca pilpres untuk kemudahan dan kenyamanan bisnis pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang,” imbuh Taufik.

Taufik optimistis terhadap bisnis properti tahun ini mengingat indeks industri properti pada 2019 merupakan yang tertinggi di antara berbagai industri lainnya. Kondisi itu jadi modal yang baik untuk perkembangan bisnis sektor tersebut pada 2020 ini.

Karena itu, lanjut Taufik, perseroan akan terus menjalankan beberapa strategi untuk menghasilkan EBITDA atau laba di tengah penerapan PSAK 72 pada tahun ini. Salah satu strategi tersebut adalah mempercepat serah terima produk-produk properti yang telah laku terjual, mempercepat pembangunan produk-produk properti yang sudah laku terjual agar dapat cepat diserahterimakan.

“Strategi lainnya adalah PP Properti pada 2020 ini akan lebih banyak membangun rumah tapak (landed houses) agar dapat cepat diserahterimakan kepada para konsumennya. Biasanya, landed houses hanya butuh waktu tujuh bulan untuk diserahterimakan,” tukas Taufik.

Selain itu, menurut Taufik, strategi bisnis lainnya adalah perseroan pada 2020 ini akan bersikap prudent (hati-hati) terhadap bisnis pengoperasian mall dan hotel. Untuk itu, PP Properti cukup fokus terhadap berbagai kegiatan bisnis mall dan hotel yang sudah ada. (Abraham Sihombing)