Reliance : IHSG Diprediksi Bakal Uji Titik Resistensi 6.340 pada Perdagangan Hari ini

Oleh : Abraham Sihombing | Senin, 20 Januari 2020 - 08:47 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Lanjar Nafi, analis Reliance Sekuritas Indonesia, mengemukakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan bakal bergerak naik serta menguji titik resistensi 6.340 poin pada grafik Moving Average di perdagangan Senin (20/01/2020) ini.

“Kendati demikian, tren penurunan tampaknya masih bakal dialami IHSG. Itu ditunjukkan oleh indikator stochastic dan RSI yang hingga kini masih tampak bearish di area middle oscillator dengan titik support di posisi 6.255 poin. Karena itu, IHSG secara teknikal diprediksi bakal bergerak pada kisaran 6.255-6.340 poin pada perdagangan hari ini,” papar Lanjar di Jakarta.

Hingga kini, harga berbagai saham yang secara teknikal masih bergerak cukup menarik adalah BISI, SSMS, LSIP, AALI, ULTJ, BMRI, PNBN, MEDC, WEGE, ERAA dan ESSA.

Sementara itu, pada akhir perdagangan pekan lalu, IHSG ditutup naik 5,6 poin ke posisi 6.291,66 poin kendati tekanan penurunan terus-menerus dialami sejak awal sesi pertama perdagangan.

Akan tetapi, kenaikan indeks saham sektor pertanian sebesar 0,75 persen dan sektor keuangan sebesar 0,73 persen mampu menopang kenaikan IHSG di sesi perdagangan terakhir pada akhir pekan lalu.

Penurunan persediaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ke level terendah dalam delapan bulan terakhir, akibat musim kering selama beberapa waktu lalu, menjadi katalis positif bagi harga CPO lokal sehingga mendorong kenaikan indeks sektor pertanian. Seperti diketahui, persediaan CPO Indonesia turun 13 persen pada November 2019 menjadi 3,49 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya.

Akan tetapi, IHSG masih terus tertekan akibat penurunan indeks saham sektor properti sebesar 1,26 persen dan sektor aneka industri sebesar 0,58 persen. Pertumbuhan pinjaman yang melambat ke level 6,08 persen dibanding tahun sebelumnya di level 6,7 persen mendorong munculnya sentimen negatif terhadap prospek bisnis properti dan konstruksi.

Meski demikian, menurut data Bursa Efek Indonesia, para investor asing sepajang pekan lalu masih mencatat pembelian bersih (net buying) sebesar Rp196,97 miliar. (Abraham Sihombing)