Lelaki Itu Terus Mencari Keadilan

Oleh : Dian Andryanto | Sabtu, 28 Desember 2019 - 10:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Dalam diam lelaki itu terus mencari keadilan. Tak banyak suara, ia bertahan.

Dijepit kanan kiri tetap diam. Ditekan begitu rupa, ia tak berhenti berjalan. Difitnah rekayasa kepada luka yang seumur hidup ditanggungnya, ia tak banyak komentar.

Entah berapa banyak kekejian lagi ditimpakan kepadanya, ia tak patah.

"Allah akan menunjukkan jalan. Ikhtiar kita lakukan. Doa selalu kita panjatkan," katanya.

Subuh muram matanya disiram air keras para jahanam. Dia melangkah pulang dari sujudnya kepada Tuhannya di masjid dekat rumahnya.

Kemudian terkatung-katung kasusnya. Begitu lama dan tak masuk akal saja. Begitu sulit diungkapkan, atau memang susah dikatakan karena ini itu begitu banyaknya. hampir 3 tahun tak diungkap. Dibiarkan liar tumbuh dalam pikiran publik.

Orang hanya tahu teror kepadanya soal air keras yang hampir membutakan dua matanya itu. Ada tujuh teror yang sudah dialaminya. Ditabrak motor dan mobil hingga ia terluka tak banyak yang tahu.

Sepanjang ia menjadi Kasatgas Penyidik KPK, tak kurang dari 197 tersangka korupsi berhasil ia jebloskan ke penjara. Termasuk ketua MK, Ketua DPR, tiga menteri, 6 gubernur, 72 kepala daerah bupati/wali kota, 2 jenderal polisi, 4 Halim, 3 jaksa. Dari kasus tindak pidana pencucian uang tak kurang dari Rp triliun ia ungkap.

Adakah kesombongan diri untuk itu semua? Tak sedikitpun tampak padanya.

"Berani tidak mengurangi umur, takut pun tidak menambah umur. Jadi, jangan memilih takut," katanya sekali waktu.

Dia yang dilukai tubuh dan hatinya itu terus bekerja. Kemudian jelang akhir tahun ini, ada sedikit cahaya, ketika diungkap dua lelaki yang menyiramkan air keras kepadanya ditangkap, kabar lain katanya menyerahkan diri.

Keduanya polisi aktif. Untuk menyampaikan ini saja perlu Kapolri dan Kabareskrim diganti dulu. Di antara perhatian publik makin kencang pada skandal Jiwasraya yang merugikan negara sampai Rp 13,7 triliun. Asuransi pelat merah yang pada 2017 masih sehat, dan 2018 mengaku rugi. Entah uang itu ke mana dan menguap untuk apa.

Kedua pelaku disebut polisi aktif. Sket wajah lama sudah disampaikan tak kelihatan hasilnya. Tim ini itu dibentuk tak nampak hasil kerjanya. Saat di rumah sakit Singapura, sudah disampaikan siapa yang diduga terlibat, bahkan saat kepulangannya pelaku ada disebut di antara kerumunan orang. Tak ada yang percaya atau pura-pura tak dengar.

Dua orang polisi aktif, kok bisa? Di kandang penyidik justru pelakunya hilir mudik. Mungkinkah dua orang itu bekerja sendiri? Adakah yang menyuruhnya? Jika hanya berhenti pada dua orang itu saja, maka drama baru saja permainannya. Dalang-dalang sembunyi dan cuci kaki.

Dia yang menemukan sedikit cahaya. Publik akan terus mengawal, karena kemanusiaan dan kebenaran tak bisa selamanya ditutup dengan basa basi dan tipu-tipu diri.

Novel Baswedan. Jangan tutup matamu, jadi saksi betapa gelapnya keadilan di negeri yang kau cintai ini.

Dua pekan setelah hadir di peluncuran buku #sayabelajarhidup, dikabarkan ditangkap 2 pelaku jahanam itu. Belum dalangnya. Saat itu Novel bicara tentang empati.

Kerabat #sayabelajarhidup kita yang terus bersuara meskipun tak didengar sekalipun, tapi kita telah bersikap, kita ada dalam perjalanan hidup lelaki yang diam dianiaya, yang dalam doa-doanya. Dia bersama kita. Peluncuran #sayabelajarhidup lalu adalah buktinya.

Dian Andryanto:Wartawan Senior