Penjualan Pan Brothers Diprediksi USD665-675 Juta pada 2019

Oleh : Abraham Sihombing | Rabu, 18 Desember 2019 - 08:17 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Penjualan PT Pan Brothers Tbk, produsen tekstil dan produk tekstil (TPT) yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), diperkirakan mencapai antara USD665-675 juta hingga akhir 2019. “Itu artinya, penjualan kami pada tahun ini diproyeksikan tumbuh antara 10-15 persen dibanding realisasi penjualan 2018 sebesar USD611,4 juta,” ungkap Anne Patricia Sutanto, Wakil Presiden Direktur PBRX, di Jakarta, Selasa (17/12/2019).

Anne menuturkan, realisasi penjualan PBRX hingga 30 September 2019 telah mencapai US$491,9 juta. Itu telah mencapai antara 91-92 persen dari target penjualan setahun penuh 2019. Jika dibandingkan dengan realisasi 2018 sebesar USD447,1 juta, maka realisasi penjualan perseroan per 30 September 2019 tersebut terlihat lebih tinggi 10,02%.

Anne mengemukakan, sekitar 94% dari total penjualan PBRX pada 2019 ini didominasi oleh penjualan ekspor garmen dan sisanya sekitar 6% merupakan penjualan domestik. Untuk menopang dalam rangkan meraih target penjualan tersebut, maka volume produksi yang dapat direalisasikan ditargetkan sebanyak 116 juta potong garmen pada 2019.

“Pada 2021, kami menargetkan produksi sebanyak 130 juta potong garmen. Realiasi produksi sebanyak itu akan diperoleh dari otomatisasi dan digitalisasi mesin-mesin pabrik secara berkelanjutan. Di samping kapasitas produksi, kedua langkah tersebut juga akan meningkatkan kualitas produk karena dilaksanakan melalui upskilling tenaga kerja sehingga nantinya perseroan dapat menjadi perusahaan berstatus 4.0 Company,” papar Anne.

Selain itu, demikian Anne, perseroan juga akan melakukan kolaborasi serta memanfaatkan pabrik-pabrik yang kekurangan order sebagai partner produksi. Karena itu, tingkat efisiensi produksi rata-rata perseroan mencapai 73-75 persen dari target efisiensi 100 persen. Untuk pabrik baru, tingkat efisiensi itu baru mencapai 50-60 persen dan pabrik lama telah mencapai antara 85-87 persen.

Anne menjelaskan, untuk merealisasikan volume produksi hingga 130 juta potong pada 2021 tersebut, maka perseroan dari saat ini sedang dalam proses melaksanakan modernisasi mesin, otomatisasi pabrik serta menerapkan digitalisasi sistim produksi tingkat tinggi.

“Untuk itu, kami mengalokasikan belanja modal (Capital Expenditure/Capex) antara USD13-14 juta pada 2019. Hingga akhir Sept 2019, realisasi capex perseroan telah mencapai US$12,5 juta. Untuk 2020, manajemen perseroan akan mengalokasikan dana capex sebesar USD15 juta, dimana antara USD7-10 juta akan digunakan untuk melanjutkan pelaksanaan modernisasi mesin-mesin yang dibutuhkan dan otomatisasi pabrik. Seluruh dana tersebut berasal dari kas internal perseroan,” pungkas Anne. (Abraham Sihombing)