Apakah Program Transformasi Digital Mendukung Tujuan Operasi dan Perusahaan Anda?

Oleh : Bob Murphy | Sabtu, 14 Desember 2019 - 15:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Transformasi digital memiliki potensi untuk mengatasi banyak tantangan yang dihadapi industri manufaktur dewasa ini. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh LNS Research tentang keadaan transformasi industri saat ini mengungkapkan bahwa 28% perusahaan yang memulai program transformasi industri secara aktif telah menuai manfaatnya.

Namun, sebagian besar perusahaan yang memiliki niat untuk memulai transformasi digital terjebak pada tahap perencanaan, penganggaran atau uji coba, atau terhambat oleh perkembangan yang lambat – pada akhirnya, mereka tidak menikmati manfaat yang dapat dihasilkan oleh transformasi industri tersebut.

Semua perusahaan manufaktur memiliki kebutuhan untuk menghubungkan, mengelola, memvalidasi, dan mengoptimalkan operasional mereka secara akurat dan efisien, yang merasionalisasi pengambilan langkah untuk menjadi aktif secara digital. Transformasi digital, khususnya konvergensi IT dan OT, dapat membantu perusahaan manufaktur menghubungkan peralatan pabrik dan sistem ERP, mengelola material dan peralatan, memvalidasi kualitas pesanan dan memgoptimalkan alur kerja produksi. Transformasi ini memungkinkan waktu yang lebih cepat untuk pemasaran, produktivitas operasional yang lebih besar, manajemen aset dan keandalan serta manajemen risiko perusahaan. Terlebih lagi, keuntungan dari digitalisasi ini tidak hanya terbatas pada manufaktur, tetapi berlaku di seluruh rantai penawaran di berbagai bidang seperti manajemen jaringan, perencanaan penawaran, pemenuhan dan distribusi, serta manajemen permintaan konsumen.

Penggunaan data yang tidak efisien adalah salah satu masalah utama dalam industri manufaktur dan salah satu area dimana transformasi digital dan streamlining data dapat membuat perbedaan penting bagi suatu organisasi. Data ada di seluruh bagian organisasi, namun, data tersebut seringkali ditemukan di database yang terpisah-pisah, spreadsheet, dan file kertas. Jenis data ini biasanya tidak bersifat real-time, tidak dikontekstualisasikan, dan tidak tersedia untuk orang-orang ketika mereka membutuhkannya, data ini juga memiliki sedikit atau tidak ada nilai praktisnya karena manfaatnya tidak digunakan dengan semestinya.

Akibatnya, karyawan yang berbakat harus menghabiskan waktu dan upayanya yang tidak proporsional untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, alih-alih mengandalkan proses yang lebih baik dan didukung oleh data yang lebih andal dan kontekstual. Oleh karena itu, masalah utama bagi sebagian besar perusahaan bukanlah tentang ketersediaan data melainkan tentang kesamaan data dan interpretasi data.

Setelah kumpulan data umum dan cara-cara untuk menganalisis data ini diperkenalkan dalam suatu organisasi, karyawan dapat mulai mengkontekstualkan dan memanfaatkan data secara efisien untuk memberikan manfaat bagi bisnis dan keuntungannya. Analisis, penemuan dan pola komunikasi yang berarti pada data, adalah unsur yang paling integral untuk mengoptimalkan proses produksi. ‘Insights’ dapat dimanfaatkan pada tingkat perangkat, sistem, atau perusahaan oleh manufaktur manapun, terlepas dari apakah manufaktur tersebut bersifat diskrit, proses atau hybrid. Kontrol kualitas juga sangat diuntungkan dari digitalisasi karena proses manufaktur dewasa ini jauh lebih komplek dari sebelumnya. Proses ini membutuhkan data yang real-time, akurat dan kontekstual untuk membantu perusahaan manufaktur memantau kualitas proses dan hasil.

Transformasi digital juga dapat membantu mengatasi salah satu masalah tenaga kerja yang mempengaruhi perusahaan manufaktur saat ini: kesenjangan keterampilan. Milennials dan Gen Z akan mendominasi persentase tenaga kerja sebesar 75% pada tahun 2025. Sebagai digital native yang tidak pernah mengenal dunia tanpa internet dan perangkat seluler, generasi ini akan bekerja sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Walaupun mereka akan membawa ide-ide baru ke industri, hal ini juga akan memakan waktu bagi mereka untuk mengembangkan keahlian di bidang manufaktur.

 Selain itu, banyak pekerja yang sudah berpengalaman akan mendekati usia pensiun, dimana mereka membawa pengetahuan kritis dan pengalaman yang mereka miliki selama bertahun-tahun dalam sebuah organisasi. Untuk mengimbangi masalah kesenjangan keterampilan ini, rencana transformasi digital yang disusun dengan baik dapat melengkapi pengalaman pekerja dengan analisis otomatis dan kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan peningkatan signifikan dalam MTTR (mean time to repair atau waktu rata-rata untuk memperbaiki), efisien operasional dan pengurangan dalam waktu pengumpulan data secara manual.

Proposisi nilai untuk transformasi digital telah menjadi sangat jelas, konsep manufaktur pintar, Industy 4.0, dan Industrial Internet of Things (IIOT) adalah kosakata bisnis yang telah tertanam dengan baik, dan perangkat penghubung yang pintar, perangkat lunak dan teknologi jaringan untuk pasar manufaktur dan industrial menjadi semakin menjamur dan terjangkau. Jadi, mengapa masih banyak perusahaan yang masih tertinggal dalam hal pemanfaatan teknologi dan proses ini yang berguna untuk bisnis dan karyawan mereka?

Kompleksitas yang jelas terlihat dari berbagai teknologi yang tersedia di ekosistem IIOT membuat banyak organisasi ragu-ragu dalam mengimplementasikannya. Namun, kenyataannya adalah teknologi ini telah dicoba dan diuji serta terbukti sampai di titik dimana mereka tidak perlu lagi melakukan percobaan dan pembuktian konsep. Apa yang diperlukan adalah perencanaan yang matang dan implementasi bertahap seperti teknologi lainnya yang baru dipasang. Dengan memikirkan hal ini, bagaimana perusahaan dapat mempercepat proses digitalisasi mereka dan mempersingkat waktu untuk menuai hasilnya?

Di Rockwell Automation, kami membantu pelanggan kami dalam mendefinisikan dan memperjelas proses transformasi ini, dimulai dengan percakapan awal dengan tim kepemimpinan yang senior. Kami menyesuaikan diri dengan bisnis mereka, kemudian beralih ke penilaian terperinci tentang kondisi perusahaan mereka saat itu, yang secara alami akan mengarah kepada analisis kesenjangan yang ada dalam proses perusahaan tersebut. Analisis kesenjangan tersebut nantinya akan menunjukkan roadmap yang diperlukan untuk menghilangkan kesenjangan dan mencapai kondisi kinerja yang diinginkan di masa depan. Setelah itu, semua akan merujuk kepada pelaksanaan proyek ini dengan komitmen yang kuat untuk mencapai transformasi perusahaan secara menyeluruh.

Apapun pendekatannya, faktor terpenting dalam keseluruhan proses transformasi digital adalah intensionalitas. Ketika perusahaan terdorong untuk memperluas dan mempercepat rencana transformasi digital mereka, perusahaan-perusahaan tersebut pasti akan mulai merasakan keuntungan dalam pemanfaatan data yang benar-benar dikontekstualisasikan dan mengambil keuntungan dari potensi perusahaan yang sudah ada.