Persaingan Bisnis Kian Sengit di Generasi Milenial

Oleh : Donny Marshal, ST, Mahasiswa Magister Management in Technology (MMTech) President University | Rabu, 20 November 2019 - 11:55 WIB

INDUSTRY.co.id, Milenial ada kelompok demografi setelah generasi X. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran (Wikipedia). Kecanggihan informasi dan teknologi membuat perubahan yang sangat besar bagi umat manusia.

Hal ini ditanggapi baik oleh generasi milenial sebagai peluang untuk mengembangkan bakat dan minatnya dalam mengisi perkembangan bisnis di era globalisasi. Tidak adanya batasan dari berbagai negara juga tidak kehilangan identitas dari masing-masing negara demi menjaga stabilitas keuangan dan perdagangan membuat kaum milenial berpikir kreatif untuk melakukan bisnis.

Bisnis merupakan aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen (Griffin dan Ebert, 2008). Hal ini membuka peluang usaha baru bagi pebisnis milenial dalam berwirausaha dengan didukung kecanggihan informasi dan teknologi berupa smartphone dan media sosial sehingga tidak hanya pengusaha berskala besar tetapi juga pengusaha kecil menengah dapat mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di saat ini. Munculnya berbagai peluang usaha dengan modal kecil mampu menarik minat kaum milenial untuk mencoba bisnis atau usahanya sendiri.

Tindakan kaum milenial dalam berbisnis dipengaruhi juga dengan adanya sistem pasar terbuka, dimana barang yang hendak dijual dapat dengan mudah diperoleh dari negara lain dengan cara membeli online. Jual beli secara online membuat penjual dan pembelinya tidak harus bertemu untuk melakukan negosiasi dan transaksi. Pembeli dapat berkomunikasi dengan penjual melalui chat, telepon, sms dan media sosial lainnya. Kegiatan ekonomi ini memberi dampak bagi kamu milenial untuk memulai dam menjalankan bisnis seiring perubahan zaman yang terjadi sangat cepat

Menghadapi perubahan zaman yang terjadi sangat cepat, menuntut generasi milenial untuk memiliki keterampilan yang unggul, berinovasi dan tampil di atas rata-rata. Kekuatan ide-ide kreatif ini harus dimiliki generasi milenial dalam mengembangkan bisnis untuk mampu bersaing dengan negara maju dan berkembang di dunia untuk menjadi generasi dengan sumber daya yang siap menghadapi dunia kerja.

Generasi milenial memulai bisnisnya dengan menggunakan teknologi smartphone dan media sosial. Kedua hal ini sangat membantu generasi milenial untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya. Smartphone dan media sosial ini memunculkan ide generasi milenial untuk membuka bisnis startup dan online. Di Indonesia perkembangan bisnis startup cukup bagus dan menurut dailysocial.net, sekarang ini terdapat setidaknya lebih dari 1500 startup lokal yang ada di Indonesia. Startup di Indonesia digolongkan dalam 3 kelompok yaitu startup pencipta game, startup edukasi, startup e-commerce dan informasi dalam bidang perdagangan. Beberapa bisnis yang diminati generasi milenial antara lain bisnis kuliner, street food, argobisnis, hidroponik, waralaba, franchise dan toko online.

Pada akhirnya globalisasi sudah tidak mungkin dihindari saat ini. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, terutama penggunaan internet yang kian meluas, membawa dampak nyata terbukanya ruang dan kesempatan baru dalam transaksi perdagangan antarnegara maupun di dalam negara itu sendiri. Pasar yang terbuka semakin luas demikian pula dengan kompetisi. Setiap individu khususnya generasi milenial sadar akan adanya persaingan yang akan terus mengejar mutu dan tingkat pendidikan sampai level tertinggi. Hal ini mendorong pelaku bisnis di generasi milenial untuk mampu bersaing dan mempersiapkan diri menghadapi persaingan dalam bisnis yang akan dikerjakannya.