Kemenperin Aktif Bangun SDM Industri Unggul

Oleh : Ridwan | Rabu, 30 Oktober 2019 - 08:16 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten, terutama agar siap memasuki era industri 4.0.

Hal ini sejalan dengan program prioritas yang terdapat dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. 

"Kemenperin sebagai leading sector dalam implementasi industi 4.0 melalui inisiatif Making Indonesia 4.0, terus mendorong akselerasi para pelaku usaha dalam bertransformasi menuju industri 4.0," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara di Jakarta (29/10).

Menurutnya, aspirasi besar dari program Making Indonesia 4.0 adalah menjadikan Indonesia masuk 10 negara yang memiliki ekonomi terkuat dunia pada tahun 2030.

"Oleh karena itu, perlunya merevitalisasi sekto manufaktur, utamanya melalui peningkatan produktivitas sehingga dapat meningkatkan daya saing ekspor nasional," tegasnya. 

Salah satu kunci mencapai sasaran tersebut, yakni ketersediaan SDM terampil. Apalagi, Indonesia akan menikmati bonus demografi.

Upaya itu sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo pada periode kedua pemerintahannya, yang menargetkan Indonesia bisa menjadi negara maju melalui pembangunan SDM yang unggul. Berbagai program disusun sebagai modal untuk menghadapi berbagai perubahan yang semakin cepat, dimulai dari bidang kesehatan hingga membangun SDM yang menguasai teknologi era industri 4.0.

"Dengan berjalannya industri 4.0, diharapkan dapat tercipta lapangan pekerjaan baru seperti munculnya berbagai startup, apps, marketplace, dan layanan digital lainnya," imbuh Ngakan.

Selain itu, industri 4.0 menimbulkan perkembangan teknologi yang semakin cepat dan masif, yang akan membuat terjadinya transformasi struktur industri nasional dari sektor primer menuju sektor sekunder, yang diikuti pula dengan pertumbuhan sektor jasa (tersier) secara signifikan. 

"Fenomena tersebut dapat dilihat dari komposisi PDB Indonesia sejak tahun 2016, di mana kontribusi sektor sektor sekunder mencapai 41%, sementara sektor primer mencapai 14%.  Pada periode yang sama, kontribusi sektor tersier mencapai 45%, dan diperkirakan akan semakin terus meningkat," paparnya. 

Hal tersebut menunjukkan besarnya potensi sektor tersier dalam mendongkrak daya saing sektor industri nasional, yang tentunya perlu terus dioptimalkan. Untuk itu, Indonesia perlu memperkuat positioning sektor jasa industri agar tidak hanya menjadi pasar bagi negara lain, namun dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri atau bahkan dapat go international dan menjadi pemain global.

"Selain itu, Indonesia juga perlu lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi free trade agreement (FTA) yang mulai mengarah pada sektor jasa atau services," tandasnya. 

Hal ini menjadi penting karena adanya pergeseran fokus di global yang tidak lagi hanya menekankan pada barang atau produk saja, tetapi juga telah merambah ke sektor jasa.