Harga Baja Indonesia-Tiongkok Sama, Impor Baja diprediksi Menurun Tahun ini

Oleh : Hariyanto | Rabu, 15 Maret 2017 - 14:19 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Tahun ini, impor baja asal Tiongkok diprediksi akan menurun. Pasalnya, harga produk baja di dalam negeri terutama produk PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sudah sama dengan produk dari negara tersebut.

"Pemerintah Tiongkok ingin menurunkan produktivitas bajanya sampai 2020. Dengan adanya penurunan suplai dari Tiongkok, maka peluang industri baja dalam negeri bisa bersaing lagi, dari segi harga kita sudah sama," kata Direktur Utama PT Kratau Steel Tbk, Sukandar di Jakarta, Rabu (15/3/2017).

Saat ini posisi harga baja antara Indonesia dan Tiongkok sudah sama. Sebagai perbandingan harga HRC saat ini sudah mencapai US$600 per ton, bahkan harga Jepang dan Korea domestiknya sudah lebih tinggi dari Indonesia.

Sementara, Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, jika impor besi dan baja tidak dikontrol dan semakin besar, akan membahayakan keberlangsungan industri hulu di dalam negeri. Para investor tidak mau untuk berinvestasi di sektor ini jika harga pasar dikendalikan oleh para spekulan.

"Jika di hulu tidak bisa menyuplai, maka industri hilirnya akan lebih banyak mengimpor. Kalau sudah begitu, selain hulunya tidak bisa tumbuh, juga akan membebani neraca perdagangan kita," ujar Putu.

Putu menambahkan, industri besi dan baja sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Sebab industri ini merupakan penopang dari industri lainnya.

"Seperti kita ketahui, bahwa industri besi dan baja adalah mother of industry dari industri-industri lain, jadi kita harus terus jaga supaya iklim investasi industri ini di Indonesia tetap kondusif. Jangan sampai Indonesia jadi ajang spekulan untuk besi dan baja," pungkasnya.